Kanal24, Malang – Untuk meningkatkan pengetahuan di bidang Agroforestri, Universitas Brawijaya bersama delegasi dari India mengadakan agenda “Sharing Information on Coffee-Based Agroforestry”. Acara tersebut diagendakan selama 2 hari 7 – 8 Juni 2024.
Bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), acara ini dihadiri oleh sejumlah ahli dan praktisi agroforestri. Di dalamnya dibahas mengenai pengembangan kopi berbasis agroforestri. Dr. Senthilkumar, salah satu delegasi dari India menjelaskan bahwa datangnya dirinya bersama kawan-kawan delegasi ini terutama untuk mempelajari bagaimana perbedaan kebutuhan dan kebijakan aturan suatu negara mempengaruhi ketahanan dalam pertanian.
“Kami mempelajari tentang bagaimana kultur para petani di Indonesia, kami juga berharap teman-teman di Indonesia dapat belajar dari kita, karena untuk itulah tujuan dari sharing dan mutual learning yang diadakan pada hari ini,” Ujar Senthilkumar.
Delegasi India lain, Sheeja Nair, Menyebutkan bahwa pertemuan antara UB dengan delegasi India ini termasuk dalam tiga inti bahasan yang dimiliki oleh Asian Foundation. Asian Foundation merupakan sebuah organisasi pembangunan internasional non-profit yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperluas kesempatan yang bergerak di sepanjang Asia dan Pasifik.
“Tiga core area ini antara lain disastrous reduction, climate smart agriculture, dan renewable energy. Kesempatan kali ini termasuk dalam pilar climate smart agriculture, dimana kami akan membahas banyak hal bersama mengenai agrikultur agroforestri yang terfokus dalam penanaman kopi di Indonesia,” ujar Sheeja, Chief of Party India-U.S. Triangular Development Partnership (USAID Grant).
Ia melanjutkan, bahwa dirinya dan delegasi lain akan banyak mempelajari agroforestri tanaman kopi dari ahlinya secara langsung dengan mengikuti field trip di kegiatan selanjutnya.
“Kolaborasi ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kedepannya kami akan mengajak beberapa perwakilan ahli agroforestri dari Indonesia untuk pergi ke India dan melihat bagaimana tanaman kopi dan produksi kopi di negara kami,” ujarnya.
Sementara itu di kesempatan yang sama Prof. Kurniatun Hairiah, salah satu peneliti berbasis kopi dengan sistem agroforestri di Indonesia, menjelaskan bahwa agroforestri kopi di Indonesia sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, namun di bidang keilmuan bisa dibilang masih baru saja dikembangkan.
“Kalau di kancah dunia, Indonesia ini dari dulu sudah dikenal sebagai produsen kopi dengan kualitas yang luar biasa. Jadi para delegasi yang datang akan belajar bersama kita dan kita juga belajar dari mereka bagaimana cara meningkatkan produk-produk kita,” Ujar Prof. Kurniatun.
Menurutnya Indonesia memiliki local knowledge dan keunikannya sendiri, hal itulah yang akan disampaikan dalam kegiatan bersama para delegasi dari India ini.
“Keilmuan agroforestri sangat bermanfaat, tidak hanya untuk pendapatan bagi masyarakat sekitar, namun juga untuk meningkatkan pendidikan dan keilmuan di masa mendatang. Sekarang suasana telah berubah, kita harus terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman, perubahan iklim, dan perubahan pasar. Karena itulah keilmuan agroforestri sangatlah penting,”
Kedatangan para delegasi ini tidak hanya sekadar forum keilmuan saja, namun dilanjutkan dengan kegiatan Field Visit ke desa Tulungrejo, Ngantang, Kabupaten Malang (8/6/2024).
Tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk mengetahui praktik sistem agroforestri dengan melihat penggunaan lahan dengan sistem tanaman monokultur, simple-complex agroforestry, dan juga perkebunan pinus. (fan)