Kanal24, Malang – Pemilihan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menjadi hajatan demokrasi yang dinanti oleh sivitas akademika. Proses pemilihan ini bertujuan untuk menentukan pemimpin yang akan membawa FISIP UB menuju masa depan selama periode 2025-2030.
Ketua Pelaksana Pemilihan Dekan (Pildek) FISIP UB, Syahirul Alim, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa proses pemilihan ini tidak hanya bersifat administratif dan teknis, tetapi juga menjadi wadah untuk merepresentasikan harapan kolektif seluruh sivitas akademika.
“Kami selaku panitia tentu mengupayakan agar pemilihan ini tidak sekadar proses administratif. Pemimpin yang terpilih nanti diharapkan mampu merepresentasikan harapan kolektif seluruh sivitas akademika FISIP UB. Oleh karena itu, kami memastikan proses ini adil, transparan, dan inklusif,” ungkap Syahirul (16/5/2025)
Ia menjelaskan bahwa hingga hari ketiga pendaftaran, baru satu kandidat yang telah menyerahkan berkas secara resmi. Berkas yang diterima selanjutnya akan diverifikasi untuk menentukan bakal calon yang memenuhi syarat administrasi.
Proses Pildek FISIP UB
Proses pendaftaran akan berlanjut hingga beberapa hari mendatang, diikuti dengan verifikasi berkas. Setelah itu, pada 15 Mei 2025, proses pemungutan suara akan dilaksanakan. Sivitas akademika yang berada di luar negeri atau luar kota tetap dapat berpartisipasi melalui mekanisme daring. Sementara itu, kotak suara disediakan bagi pemilih yang hadir secara langsung.

Terdapat 158 daftar pemilih tetap (DPT), terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Menurut Syahirul, panitia telah menetapkan bahwa minimal terdapat dua calon dekan agar pemungutan suara dapat berjalan sesuai aturan. Jika hanya ada satu calon yang mendaftar, masa pendaftaran akan diperpanjang.
“Harapan kami, semakin banyak calon yang mendaftar, semakin baik. Dengan begitu, para pemilih memiliki lebih banyak opsi untuk menentukan pilihan,” tambahnya.
Transparansi dan Pengawasan
Syahirul juga menegaskan pentingnya transparansi dan dokumentasi dalam seluruh tahapan Pildek. Meski tidak memiliki lembaga pengawasan seperti Bawaslu, panitia bekerja sama dengan Senat Fakultas (SHF) untuk memastikan proses pemilihan berjalan tertib.
“Kami telah menyusun pedoman teknis, daftar pemilih, serta mekanisme pengawasan untuk menjamin proses ini berjalan dengan baik. Keputusan final nantinya tetap berada di tangan senat fakultas, sementara kami merekomendasikan langkah-langkah teknis yang diperlukan,” jelas Syahirul.
Panitia juga mengupayakan deklarasi damai di awal kampanye, di mana seluruh kandidat diharapkan siap menerima hasil pemilihan dengan lapang dada.
Pildek FISIP UB diharapkan melahirkan pemimpin baru yang mampu memenuhi harapan seluruh sivitas akademika, sekaligus memastikan proses pemilihan berjalan lancar tanpa sengketa.(din)