KANAL– Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya (UB) sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Artificial Intelligence pada Jumat (3/10). Kegiatan ini berlangsung secara hybrid lurung dan zoom di Ruang Kelas Lantai 3 Gedung A Sekolah Pascasarjana UB.
Pelatihan ini menghadirkan Prof. Ir. Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D., Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer UB sekaligus Ketua Artificial Intelligence Center UB. Pelatihan ini diikuti oleh 200 peserta secara lurung dan daring.
Dalam paparannya, Prof. Wayan menjelaskan bagaimana pemanfaatan Generative AI dapat membantu proses penulisan karya ilmiah mulai dari tahap pencarian ide, literature mapping, penentuan research gap, hingga penyusunan artikel.
“AI saat ini membantu dalam pencarian ide, literatur hingga penyusunan artikel,” kata Wayan.

Mantan Dekan Filkom UB ini menekankan bahwa AI bukanlah pengganti peneliti, melainkan asisten untuk mempercepat dan mempermudah proses riset. “AI adalah akselerator. Validitas akademik, orisinalitas, dan integritas tetap menjadi tanggung jawab peneliti,” tegasnya
Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi interaktif yang membahas potensi sekaligus tantangan penggunaan AI dalam riset akademik. Peserta pelatihan, baik mahasiswa doktoral maupun magister, diberikan panduan praktis mengenai strategi memanfaatkan AI secara etis, termasuk simulasi (hands-on) penggunaan prompt untuk menyusun draft proposal dan artikel ilmiah. Materi yang disampaikan juga menyoroti pentingnya verifikasi referensi dari jurnal bereputasi dan transparansi penggunaan AI dalam karya ilmiah
Dalam kesempatan tersebut Direktur Sekolah Pascasarjana UB, Prof. Dr. Moh. Khusaini, S.E., MSi., MA Memberikan sambutan yang mengapresiasi dan mendukung penuh pelaksanaan pelatihan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas akademik mahasiswa dan dosen dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam penulisan karya ilmiah.

Direktur menegaskan bahwa pemanfaatan AI bukan hanya tren, tetapi kebutuhan dalam era akademik modern yang menuntut efisiensi, inovasi, dan kualitas riset yang lebih tinggi.
“Pemanfaatan AI bukan hanya tren tapi dunia akademis juga membutuhkan agar lebih efisien, inovatif dalam riset,” jelas Prof. Khusaini.
Oleh karena itu, Khusaini berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini, tetapi dapat dilanjutkan dalam bentuk series pelatihan AI dengan fokus pada berbagai aspek, mulai dari penulisan artikel, analisis data, hingga penerapan AI dalam penelitian lintas disiplin.
“Harapannya, Sekolah Pascasarjana UB dapat menjadi pelopor dalam literasi AI di bidang akademik, sekaligus membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di era digital,” pungkasnya.
Melalui pelatihan ini, Sekolah Pascasarjana UB berharap dapat membekali mahasiswa dan dosen dengan keterampilan yang relevan di era digital, sehingga mampu menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, inovatif, dan sesuai dengan standar akademik internasional.(sdk)