KANAL24, Malang – Persoalan sampah kini tidak hanya menjadi problem perkotaan namun juga di desa. Pengelolaan sampah yang hanya dikumpulkan dan dibuang membuat tidak tuntasnya pengelolaan sampah di masyarakat. Untuk itu, Tim pengabdian pada masayarakat (PKM) departemen Ilmu Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas yang diketuai Dr. Sri Muljaningsih dengan didampingi oleh saudara Shofwan, SE., M. Si melakukan pendampingan Focus Group Discussion (FGD). Topik FGD adalah sinergi pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis inovasi teknologi dengan pendekatan partisipatif pada BUMDesa Kertojoyo yang dilaksanakan di desa Sengguruh kecamatan Kepanjen kabupaten Malang pada hari Selasa 24 Juni 2025.
Tim pengabdian juga dibantu oleh tim penunjang dari mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi yang terdiri atas 1. Danil Ananda Putra,2.Rhazes Dafi Umara Widiatmoko,3.Rafi Bimo Ramadhan,4. Reva Alhaj Hidayatullah Wibowo.
āPermasalahn sampah di desa Sengguruh merupakan fenomena tak terelakkan seiring dengan meningkatnya sedimentasi dam Sengguruh per tahun sekitar 2,5 juta m3 yang diikuti dengan peniumpukan sampah domestik sebesar 1,2 ton per hari yang Sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakarā ujar Sri Muljaningsih dalam keterangan tertulisnya.

Ini menjadi hal menarik yang patut dicermati khususnya oleh unit usaha pengelola sampah BUMDesa. Hal ini karena BUMDesa Kertojoyo desa Sengguruh memiliki potensi besar dalam mengembangkan pengelolaan sampah berkelanjutan, namun menghadapi kendala berupa keterbatasan sistem pengelolaan, rendahnya keterampilan menyusun business plan, serta minimnya partisipasi masyarakat.
āFGD ini mencoba membahas keterbatasan sistem, bussines plan dan menggugah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang terpadu,ā ujar Sri Muljaningsih.
Oleh karena itu tim PKM ini bertujuan meningkatkan kapasitas BUMDes melalui pelatihan penyusunan business plan berbasis partisipatif dengan pendekatan ekonomi sirkular.
Metode pelaksanaan meliputi analisis kondisi eksisting, pengembangan modul, pelatihan, serta pendampingan implementasi.
āPihak unit usaha BUMDesa Kertojoyo melibatkan masyarakat dalam memungut uang restribusi sampah dari rumah tangga yang kemudian restribusi tadi menjadi pendapatan unit usaha BUMDesa yang menggambarkan bagaimana pendekatan partisipatif masyarakat dapat meningkatkan pendapatanā terang Sri Muljaningsih ketika menjelaskan manfaat yang diperoleh dari pengelolaan sampah.
Kemudian Shofwan menerangkan bagaimana cara mengatasi permasalahan bisnis, yaitu dengan strategi business plan berdasar analisis SWOT dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Di lain sisi hasil FGD menunjukkan perlunya sinergi antara Bank Sampah dan BUMDes untuk mengembangkan usaha, seperti produksi pupuk kompos dan produk kreatif berbasis limbah.
Pendekatan partisipatif meningkatkan keterlibatan warga, termasuk dalam gagasan branding produk. Program ini diharapkan menjadikan BUMDes Kertojoyo di Desa Sengguruh menjadi model pengelolaan sampah berbasis inovasi teknologi dan ekonomi sirkular yang berkontribusi pada pencapaian Sustinable Development Goals (SDGs).
Antusias peserta FGD cukup bagus karena mereka bersemangat setelah mendengarkan penjelasan dari Sri Muljaningsih dan Shofwan.
Meskipun sulit di awal tapi kolaborasi unit usaha pengelolaan sampah BUMDesa Kertojoyo dengan pihak Bank Sampah dapat memberikan manfaat secara ekonomi maupun sosial.
Upaya kesinambungan pembangunan dari aspek lingkungan hidup yang dapat membawa perubahan bagi penciptaan lingkungan hidup yang nyaman dan asri bagi warga desa Sengguruh.(sdk)










