Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Menjaga Diri di Hadapan Si Paling Playing Victim

Einid Shandy by Einid Shandy
November 22, 2025
in Gaya Hidup
0
Menjaga Diri di Hadapan Si Paling Playing Victim

Playing Victim (Freepik)

10
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kanal24, Malang – Dalam setiap lingkaran pertemanan, selalu ada satu orang yang lihai memainkan peran korban. Ia pandai membalikkan keadaan, menumpahkan keluh kesah, dan menuntut simpati tanpa henti. Dalam satu momen, ia bisa tampak sangat rapuh dan membutuhkan dukungan; di momen lain, ia bisa membuat orang di sekitarnya merasa bersalah atas sesuatu yang sama sekali bukan tanggung jawab mereka.

Fenomena ini dikenal sebagai playing victim—sebuah perilaku psikologis ketika seseorang terus menempatkan dirinya sebagai pihak yang paling disakiti untuk mendapatkan perhatian, menghindari tanggung jawab, atau bahkan mengontrol situasi secara halus. Namun, di balik sikap itu sering tersembunyi cerita yang lebih dalam. Ada yang tumbuh dalam lingkungan penuh tekanan, kehilangan kendali atas hidupnya, atau menyimpan luka emosional yang tak pernah benar-benar pulih. Bagi sebagian orang, bersikap seperti korban adalah cara bertahan hidup, bukan strategi manipulatif. Karena itulah, memahami si playing victim bukan tentang membuat mereka berubah, melainkan tentang menjaga diri agar tidak ikut tenggelam dalam drama yang mereka ciptakan.

Belajar Menyimak Tanpa Memberi Label

Ketika seseorang mulai menceritakan betapa “semuanya salah” kecuali dirinya, naluri kita biasanya ingin menasihati atau sekadar menilai. Padahal, menyebut mereka “korban” hanya akan memperkuat pola pikir itu sendiri. Sebaliknya, cobalah mendengarkan dengan tenang tanpa menghakimi. Arahkan percakapan pada perasaan yang mereka alami: kecewa, marah, takut, atau sedih. Menurut Healthline, membiarkan mereka berbicara tanpa label membantu mencairkan emosi dan memberi ruang bagi kesadaran baru untuk tumbuh.

Batasan Bukan Tembok, Tapi Perlindungan

Empati bukan berarti harus mengorbankan ketenangan diri. Ketika si playing victim mulai membuat kita merasa bersalah, di situlah pentingnya menetapkan batas. Batasan bisa berupa menolak ikut dalam perdebatan yang berulang, tidak merasa perlu membenarkan diri atas tuduhan, atau sekadar menjaga jarak dari percakapan yang melelahkan. Menetapkan batas bukan tanda tidak peduli, melainkan cara menjaga kesehatan mental sendiri. Kita masih bisa menunjukkan kepedulian, tapi dengan cara yang tidak membuat energi terkuras atau harga diri terinjak.

Menolong Tanpa Harus “Memperbaiki”

Naluri untuk menolong sering kali membuat kita ingin memperbaiki orang lain. Namun, dalam kasus playing victim, upaya itu bisa berbalik arah. Mereka mungkin menolak saran atau malah menuduh kita tidak memahami perasaannya. Daripada berusaha “menyelamatkan”, coba bantu mereka menemukan pandangan baru dengan pertanyaan reflektif. Misalnya:  “Kalau kamu bisa mengubah satu hal dari situasi ini, apa yang ingin kamu lakukan?” Pertanyaan sederhana itu bisa memancing kesadaran bahwa mereka masih punya kendali atas hidupnya, sekecil apa pun. Menurut ahli psikologi sosial, membantu mereka berpikir aktif jauh lebih efektif daripada memberi ceramah panjang lebar.

Dorongan Kecil, Dampak Besar

Tidak semua playing victim berniat jahat. Sebagian di antaranya benar-benar kehilangan arah. Maka, sedikit validasi dan dorongan bisa berarti besar. Ingatkan mereka pada hal-hal yang sudah mereka capai, pada kemampuan yang mereka miliki, dan kasih sayang dari orang-orang sekitar. Namun, jika perilaku mereka mulai berulang tanpa perubahan, jangan ragu untuk menyarankan bantuan profesional. Kadang yang mereka butuhkan bukan teman untuk curhat, tetapi ruang terapi yang aman untuk menyembuhkan diri.

Empati yang Dewasa

Memahami si playing victim sejatinya bukan tentang menyetujui perilakunya, melainkan memahami luka di baliknya. Tapi pada waktu yang sama, kita juga berhak menjaga keseimbangan diri.Karena tidak ada yang lebih bijak daripada mampu berempati tanpa kehilangan arah, menolong tanpa ikut hanyut, dan tetap berdiri teguh di tengah pusaran drama orang lain.Pada akhirnya, seni memahami si playing victim adalah tentang kebijaksanaan: tahu kapan mendengarkan, kapan menjauh, dan kapan berhenti merasa bersalah atas sesuatu yang bukan tanggung jawab kita.(dht)

Post Views: 54
Tags: KANAL24kanal24.co.idMenjaga DiriPlaying Victim
Previous Post

6 Contoh Prompt Keren Gemini AI Veo 3

Next Post

Terapi Musik Redakan Nyeri, Fakta atau Sugesti?

Einid Shandy

Einid Shandy

Reporter dan penulis Kanal24

Next Post
Terapi Musik Redakan Nyeri, Fakta atau Sugesti?

Terapi Musik Redakan Nyeri, Fakta atau Sugesti?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023
oval layer

5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

August 25, 2024

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Pemkot Malang Tingkatkan Sinergi dan Soliditas Demi Keamanan Wilayah

Pemkot Malang Tingkatkan Sinergi dan Soliditas Demi Keamanan Wilayah

8
Budayakan Gaya Hidup Sehat, Fapet UB Gelar Latihan Jalan Nordik

Budayakan Gaya Hidup Sehat, Fapet UB Gelar Latihan Jalan Nordik

7
Manfaat Naik Turun Tangga Setiap Hari Bagi Kesehatan

Manfaat Naik Turun Tangga Setiap Hari Bagi Kesehatan

7
30 Mahasiswa FISIP UB Perkuat Jejaring Global

30 Mahasiswa FISIP UB Perkuat Jejaring Global

November 26, 2025
Inovasi Mahasiswa Menggema di Expo FT UB 2025

Inovasi Mahasiswa Menggema di Expo FT UB 2025

November 26, 2025
Program Prioritas Rektor 2025: Empat Fokus Utama Kemahasiswaan UB

Riset, Publikasi, Startup: UB Susun Peta Jalan Kemahasiswaan 2025

November 26, 2025
Upah Sektoral Perlu Realistis Mengikuti Kondisi Usaha

Upah Sektoral Perlu Realistis Mengikuti Kondisi Usaha

November 26, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
UB Radio 107.5 FM
▶
UB Radio 107.5 FM
UB Radio 107.5 FM
Tap to Play
▶
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini‎
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2025