KANAL24, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Air Products & Chemicals, Inc yang berbasis di USA komitmen untuk menjalankan hilirisasi batubara. Keduanya sepakat menjalin sinergi untuk proyek hilirisasi batubara. Diyakini dengan hilirisasi tersebut dapat mengurangi nilai impor gas Indonesia hingga sekitar USD1 miliar per tahun.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin, menyatakan bahwa melalui hilirisasi, batubara berkalori rendah akan diubah menjadi produk lain yang memiliki nilai tinggi dengan menggunakan teknologi gasifikasi. Teknologi ini akan mengkonversi batubara muda menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi Dimethyl Ether (DME), Methanol, dan Mono Ethylene Glycol (MEG).
Menurutnya, total kebutuhan investasi untuk pengembangan gasifikasi ini adalah USD3,2 miliar, dimana Air Products bertindak sebagai investor di bisnis Upstream dan Downstrem. Proyek hilirisasi batubara ini direncanakan akan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300 ribu ton Methanol, dan 250 ribu ton MEG.
“Hilirisasi ini sesuai dengan corporate tagline kami Beyond Coal di mana Bukit Asam mulai melakukan transformasi untuk memberikan nilai tambah batubara dengan mengolah menjadi produk akhir seperti DME, Methanol, dan MEG,” ujar Arviyan Arifin dalam keterangannya, Kamis (30/1/2020).
Tak hanya Bukit Asam, Air Products juga menyatakan kesiapannya dalam membangun industri hilirisasi batubara. Pada kesempatan tersebut, Air Products juga menyatakan kesanggupannya dalam hal dukungan pendanaan dari investasi yang diperlukan.
“Saat ini studi kelayakan sudah selesai dan masuk ke tahap FEED (Front End Engineering Design) dan EPC (Engineering, Procurement and Construction )Pabrik ini diharapkan dapat beroperasi di akhir 2023,” pungkas dia.(sdk)