KANAL24, Jakarta – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir memastikan harga vaksin Covid-19 di Indonesia tidak akan memberatkan pemerintah sekitar harganya Rp200 ribu.
Honesti Basyir menyampaikan hal tersebut menanggapi pemberitaan yang menyatakan bahwa Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brazil yang akan menjualnya dengan harga USD1.96 per dosis.
Brazil merupakan salah satu negara yang juga akan membeli vaksin Covid-19 dari Sinovac. Mengenai pemberitaan tersebut pihak Sinovac sudah membantahnya melalui keterangan resmi yang dikirim ke Bio Farma. Dijelaskan bahwa untuk biaya pengiriman saja dibutuhkan sekitar USD2 per dosisnya. Atas beredarnya isu tersebut pihak Sinovac sedang melakukan investigasi untuk mengetahui sumber informasi berasal. Dipastikan untuk harga vaksin di Indonesua nantinya terjangkau.
“Informasi harga vaksin Covid-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak USD90 juta dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga USD1.96 per dosis pun tidak tepat,” tutur Honesti Basyir dalam keterangannya, Selasa (13/10/2020).
Untuk penentuan harga vaksin Covid-19 ada beberapa faktor yang menentukannya, salah satu faktornya adalah tergantung pada investasi pada studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin Covid-19 bagi setiap negara bisa jadi akan berbeda dan tidak dapat disamakan.
Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19 mulai dari bahan baku dan lainnya Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.
BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP). Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini.
Data terakhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan sudah mendapat penyuntikan kedua. Kemudian ada 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua atau masuk periode monitoring.
“Hingga saat ini uji klinis tahap III berjalan lancar dan belum ada laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin Covid-19,” pungkasnya.(sdk)