KANAL24, Jakarta – Sentimen positif terkait penggabungan bersyarat antar-bank syariah yang merupakan anak usaha bank BUMN telah memicu autorejection atas pada saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), bahkan sentimen tersebut dinilai menjadi faktor terciptanya technical rebound pada laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ).
“Kalau kenaikan harga BRIS pada perdagangan hari ini merupakan respons dari penandatangan perjanjian penggabungan bersyarat bank-bank syariah BUMN ,” kata analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Selasa (13/10/2020).
Sebagaimana diketahui, pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, harga BRIS melonjak hingga 25 persen atau menyentuh batas atas titik autorejection ke level Rp1.125 per saham.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga BRIS berada di level Rp900 per saham.
Lebih lanjut Nafan mengungkapkan, perjanjian antarbank BUMN yang menjadikan BRIS sebagai bank penerima penggabungan (surviving entity) menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tersebut.
BRIS telah disepakati menjadi entitas bank yang akan menerima penggabungan bersyarat (surviving entity) terkait rencana penggabungan BRIS, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah, sehingga nantinya pemegang saham BSM dan BNI Syariah menjadi pemegang saham BRIS.
Penandatangan perjanjian penggabungan bersyarat tersebut dilakukan kemarin (12/10) yang dilakukan oleh perwakilan dari BSM, BRIS, BNI Syariah, BBRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Sementara itu, jelas Nafan, penguatan IHSG yang semula bermain di zona merah juga terpengaruh oleh sentimen positif di pasar terkait merger BRIS, BSM dan BNI Syariah. Pada Sesi II perdagangan hari ini, IHSG mengalami technical rebound dan bertahan di teritori positif dengan penguatan sebesar 0,78 persen ke level 5.132.
“Kalau penguatan IHSG hari ini hanya merupakan respons positif dari berita tersebut, sehingga sifatnya temporary. Tetapi untuk BRIS, masih akan berada dalam kategori uptrend,” ujar Nafan.(sdk)