KANAL24, Jakarta – Perusahaan pipa asal Belanda, Wavin BV, menyatakan komitmen investasinya ke Indonesia senilai USD125 juta atau setara Rp1,7 triliun. Komitmen tersebut didapati setelah kunjungan kerja Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ), Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu ke Den Haag, Belanda.
Bahlil, menyatakan bahwa, Wavin berencana akan membangun pabriknya di salah satu lokasi di Pulau Jawa. Kemudian pemerintah menawarkan Wavin untuk bisa membangun pabriknya di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. KIT Batang menawarkan harga tanah yang sangat kompetitf, fasilitas dan infrastruktur juga sangat memadai. Namun, berdasarkan kalkulasi logistik dan transportasi, wilayah tersebut dinilai oleh Wavin kurang efisien.
“Bila anda memasok bahan baku dari Cilegon, Banten, maka Batang bisa dijangkau dengan transportasi kereta api, karena di Batang sudah tersedia jalur stasiun kereta sehingga akan menunjang biaya logistik yang lebih murah,” kata Bahlil dalam keterangannya, Senin (23/11/2020).
Rencananya Wavin akan berinvestasi di Indonesia dengan target produksi pada tahun 2022. Diharapkan pabrik baru tersebut dapat menyerap sebanyak 400-500 tenaga kerja secara langsung. Bahlil mengatakan, dengan masifnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, Wavin dapat berperan sebagai pemasok kebutuhan pipa dan dapat memenuhi kebutuhan pipa nasional.
Di sisi lain, dengan adanya kebijakan pemerintah memperketat impor untuk kebutuhan material pembangunan infrastruktur, Wavin telah mengambil langkah yang tepat dengan rencana pembangunan pabriknya di Indonesia.
Wavin menjatuhkan pilihannya ke Indonesia untuk dijadikan hub di Asia Pasifik. Sebelumnya, Wavin sudah bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk memproduksi pipa plastik dengan merek Wavin, namun kerja sama itu telah berakhir 2 tahun lalu.
“Namun Wavin ingin hadir secara independen dengan entitas baru, yaitu proyek diversifikasi pertama Wavin di Indonesia” jelasnya.
Sebagai informasi, Wavin merupakan produsen pipa plastik dunia berbasis di Zwolle, Belanda dan telah berdiri sejak 1955. Perusahaan ini mampu mengembangkan berbagai produk pipa yang ramah lingkungan untuk kepentingan fasilitas drainase dan suplai air. Jika perusahaan tersebut merealisasikan rencana investasinya, maka akan semakin menambah panjang daftar realisasi investasi dari negeri Kincir Angim tersebut.
Tercatat sejak tahun 2015 hingga September 2020, Belanda berada di peringkat ke-6 dengan nilai total USD8,8 miliar.(sdk)