KANAL24, Malang – Bencana lingkungan hidup seperti kekeringan, banjir dan longsor akhir-akhir ini terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Secara teori, tentu hampir semua orang mengetahui bahwa bencana-bencana tersebut merupakan akibat dari kesalahan manusia dalam mengelola alam. Padahal di masa lalu, leluhur bangsa Indonesia mampu menjawab berbagai persoalan tersebut. Salah satunya dengan menanam beragam pohon bambu.
“Bisa dibayagkan jika daerah aliran sungai, rawa, perbukitan, dan lahan kritis ditanami pohon bambu. Dapat dipastikan secara signifikan dapat mengurangi potensi terjadinya bencana alam, khususnya saat musih hujan datang. Bahkan, saat musim kemarau, tanaman bambu juga mampu mengatasi kekeringan karena memiliki fungsi sebagai penyedia air tanah,” kata Alfian Tri Yulianto, Koordinator gerakan Njogo Alas saat diwawancarai di Wajak, Malang, Minggu (3/1/2021).
Atas dasar pengetahuannya itulah, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini mengajak beberapa kolega kampusnya untuk melakukan penanaman masal pohon bambu melalui gerakan Njogo Alas. Dijelaskan oleh Alfian, bahwa gerakan ini murni bersifat kerelawanan, yang berangkat dari kekhawatiran mereka atas kondisi lahan yang cukup mengkhawatirkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa di lokasi penanaman sudah beberapa kali terjadi bencana longsor. Hal ini dianggap akan memberikan dampak jangka panjang yang besar terhadap keberlangsungan alam dan juga keselamatan masyarakat sekitar.
Kegiatan penanaman yang dilakukan di Kawasan Hutan di Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang ini juga dibantu oleh masyarakat sekitar beserta tokoh masyarakat. Mereka bersama-sama menanam pohon bambu sebagai bentuk dukungan. Hal ini disampaikan oleh Alfian sebagai proses transfer ilmu kepada masyarakat asli supaya bisa memahami sebab dan akibat dari pengelolaan lahan yang kurang tepat.
“Kami tidak ingin gerakan ini sebagai seremonial belaka. Mungkin Njogo alas bisa pergi, tapi dampaknya harus selalu terasa sehingga konsekuensinya fungsi edukasi juga harus kami lakukan pada masyarakat disini” Alfian menambahkan.
Lebih jauh, Alfian menjelaskan kedepan bambu-bambu disana tidak hanya berfungsi sebagai penahan longsor dan banjir. Juga bukan hanya bambu yang ditanam, tetapi juga beberapa tanaman pohon lainnya.
“Nantinya diharapkan ada mata air yang muncul dengan adanya kegiatan konservasi ini” tandasnya. (Meg)