KANAL24, Malang – Pada PIMNAS tahun 2020, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) menjadi fakultas dengan penyumbang medali emas terbanyak untuk UB yakni 3 emas dari 5 medali emas presentasi. Tentu, prestasi mentereng ini tidak membuat FTP berpuas diri. Kepada kanal24.co.id, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaa FTP Yusuf Hendrawan, STP., M.App.Life.Sc., Ph.D membeberkan beberapa persiapan FTP menuju PIMNAS 2021.
Persiapan pertama yang dilakukan adalah membangun semangat jiwa militansi mahasiswa untuk berprestasi melalui Program kreativitas mahasiswa (PKM) hingga lolos ke PIMNAS 2021 melalui berbagai kegiatan motivasi baik yang dilakukan oleh kemahasiswaan FTP maupun oleh lembaga riset mahasiswa FTP (ARSC). Kedua, penjaringan ide dari para Bapak Ibu dosen untuk mendapatkan ide-ide PKM yang berkualitas yang nantinya bisa ditindaklanjuti oleh para mahasiswa FTP. Lalu, sosialisasi pedoman PKM 2021 kepada dosen dan mahasiswa karena telah mengalami perubahan dari pedoman PKM taun sebelumnya. Keempat, pembentukan klinik PKM atau Crisis centre PKM di level FTP. Kelima, menekankan kualitas penulisan proposal PKM melalui berbagai macam kegiatan pendampingan. Keenam, pendampingan format proposal PKM dan kegiatan kompetisi sejenis PKM untuk mahasiswa baru, supaya sejak dini sudah mengenal pembuatan proposal dan pengerjaan PKM yang berkualitas.
“FTP tahun ini tidak berfokus pada kuantitas, namun pada kualitas. Karena jika terlalu dibebani dengan kuantitas, maka dampak yang muncul adalah kejar target untuk memperbanyak jumlah proposal PKM tanpa memperhatikan faktor kualitas. Hasil skripsi mahasiswa bisa jadi proposal PKM yang saya kira luarannya sangat jauh berbeda. Yang dibutuhkan saat ini adalah kualitas,” terang Yusuf, selasa (12/1/2021).
Ada pengalaman, jumlah kontingen tim banyak namun sangat sedikit menyumbangkan juara di ajang PIMNAS. Hal ini karena masih didasarkan pada kuantitas. Pernah juga pengalaman UB dengan jumlah kontingen yang sangat sedikit, namun tetap berhasil menjadi juara umum PIMNAS. Sehingga peningkatan kualitas proposal ini perlu diperhatikan betul jika UB ingin mendapat juara medali emas di PIMNAS. Jangan sampai, karena ditarget kuantitas banyak-banyakan proposal akhirnya setiap fakultas mengirimkan banyak proposal yang tidak berkualitas sehingga mengurangi kuota proposal PKM UB yang hanya dibatasi 700 proposal.
“Kualitas sangat menjadi perhatian utama di FTP dan kita tidak ikut-ikutan dengan gema jumlah proposal PKM yang banyak. FTP punya prinsip sendiri. Lebih baik sedikit tapi berkualitas daripada banyak namun tidak berkontribusi apapun untuk kemenangan PIMNAS,” imbuhnya.
Dari pengalaman PIMNAS tahun lalu, lanjut Yusuf, FTP masih tetap mempertahankan dominasi juara emas presentasi PIMNAS, FTP selalu mempertahankan kualitas, sehingga semua kontingen tim FTP di PIMNAS pasti mendapat medali baik di presentasi maupun poster.
Untuk itu program FTP selain menjaring ide dari profesor, doktor, dan dosen-dosen di FTP, kami juga menggalakkan kelas ide di forum riset mahasiswa untuk menjaring ide-ide yang bagus dan berkulitas.
“Tahun 2021, FTP tetap optimis menjadi kontributor utama dalam ajang PIMNAS. FTP telah siap untuk mendominasi perolehan medali emas presentasi di PIMNAS 2021. Karena kami telah menyiapkan proposal-proposal PKM yang berkualitas bukan berkuantitas. dari informasi beberapa juri nasional PIMNAS, di PIMNAS tahun ini, kualitas PKM akan benar-benar diadu secara ilmiah. Sehingga persiapan-persiapan yang mengarah pada kualitas PKM akan sangat diperlukan dibanding hanya peningkatan kuantitas proposal. Hal ini dikarenakan juara umum PIMNAS sangat ditentukan oleh perolehan emas presentasi,” jelasnya.
Menurut pakar keteknikan pertanian tersebut, UB punya banyak potensi besar seperti jumlah guru besar, jumlah dosen dengan paten terbanyak, jumlah hibah penelitian dan pengabdian masyarakat yang sangat besar, jumlah research group dan institut yang banyak. Seluruh potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberikan ide proposal PKM bagi mahasiswa, sehingga kualitas ide tersebut akan sangat bagus.
Selain itu, berbagai karya ilmiah lintas disiplin ilmu atau lintas fakultas juga dapat menghasilkan ide-ide yang sangat bagus.
“Kita hanya perlu regulasi pimpinan dan orang yang bisa me-manage penjaringan ide-ide inovatif dari para dosen UB yang sudah hebat dan ide-ide inovatif yang bisa lintas disiplin ilmu. Apalagi di era revolusi industri 4.0 akan sangat bagus jika ide-ide inovatif mahasiswa bisa dikolaborasikan dengan IoT. Intinya ide inovatif dari lintas disiplin memiliki kualitas hasil akhir yang jauh lebih baik dari ide inovatif yang hanya dikerjakan oleh satu disiplin ilmu,” tutupnya. (Meg)