KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada minggu kedua Januari 2021 sebesar 0,38 persen month to month (mtom). Dengan perkiraan tersebut, maka proyeksi inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,38 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,68 persen (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan penyumbang utama inflasi yaitu cabai rawit sebesar 0,09 persen (mtom), tempe, tahu mentah, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03 (mtom).
Kemudian emas perhiasan dan tarif angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,02 persen (mtom), daging ayam ras, ikan kembung, ikan tongkol, kacang panjang dan nasi dengan lauk masing-masing sebesar 0,01 persen (mtom).
“Adapun komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04 persen (mtom) dan bawang merah sebesar -0,01 persen (mtom),” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).
Pada bagian lain keterangannya, Erwin mengungkapkan aliran dana asing yang masuk non residen pada periode itu (11 -14 Januari 2021) di pasar keuangan domestik beli sebesar Rp4,77 triliun. Yang melalui pasar saham sebesar Rp7,86 triliun dan melalui SBN sebesar Rp3,09 triliun.
Kemudian berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp8,55 triliun.
“Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun naik ke 71,59 bps (basis poin) per 14 Januari 2021 dari 67,29 bps per 8 Januari 2021,” pungkasnya.(sdk)
