Kanal24, Bandung — Dalam upaya menciptakan akses pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas, Solve Education! bekerja sama dengan Allianz meluncurkan Program Ecopower. Program ini dirancang untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas melalui platform pembelajaran berbasis teknologi, sekaligus mengembangkan literasi keuangan dan pemahaman ekonomi sirkular.
Menurut laporan UNICEF Indonesia, tingkat partisipasi anak-anak penyandang disabilitas dalam pendidikan umum di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan anak-anak lain. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi berbagai pihak yang peduli terhadap pemerataan akses pendidikan.
Talitha Amalia, Chief Operating Officer Solve Education!, menyatakan bahwa Program Ecopower hadir sebagai solusi nyata terhadap tantangan ini. “Program Ecopower merupakan inisiatif pembelajaran inklusif yang dirancang untuk semua kalangan, khususnya penyandang disabilitas. Kami percaya bahwa literasi keuangan dan ekonomi sirkular adalah fondasi penting untuk masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Talitha saat peluncuran program di Bandung, Senin (14/10/2024).
Program Ecopower menggunakan aplikasi edbot.ai, sebuah platform pembelajaran interaktif yang dikembangkan oleh Solve Education!. Aplikasi ini dirancang agar mudah diakses oleh siapa pun, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Dengan pendekatan inovatif dan interaktif, peserta dapat belajar tentang literasi keuangan dan konsep-konsep ekonomi sirkular dengan cara yang menyenangkan.
Penghargaan Social Impact Fund Allianz
Program Ecopower berhasil mendapatkan pengakuan internasional setelah terpilih sebagai salah satu pemenang dari Social Impact Fund yang diselenggarakan oleh Allianz Group. Penghargaan ini memberikan suntikan dana sebesar EUR 40.000 untuk mendukung pelaksanaan program.
Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli, menyampaikan bahwa Ecopower menjadi bukti komitmen Allianz dalam menciptakan akses pendidikan yang lebih merata dan inovatif.
“Kami di Allianz sangat antusias mendukung Program Ecopower karena ini sejalan dengan visi kami untuk menciptakan pendidikan yang inklusif. Dengan literasi keuangan yang kuat serta pemahaman tentang ekonomi sirkular, kami optimis generasi muda Indonesia, termasuk penyandang disabilitas, dapat mempersiapkan diri mereka untuk masa depan yang lebih cerah,” ujar Ni Made.
Ia menambahkan bahwa di era digital seperti sekarang, Ecopower memanfaatkan teknologi untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas, bahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
“Program ini dirancang agar ramah difabel, memudahkan mereka untuk belajar dan berpartisipasi dalam sistem ekonomi yang semakin kompleks di masa depan,” lanjutnya.
Keterlibatan Komunitas Disabilitas
Dalam persiapan peluncuran Program Ecopower, Solve Education! dan Allianz secara aktif melibatkan komunitas penyandang disabilitas. Beberapa komunitas seperti BILiC, Bumi Difabel Istimewa, dan Teman Tanpa Batas berpartisipasi dalam diskusi kelompok terarah (FGD) untuk memberikan masukan terhadap pengembangan materi pembelajaran. Keterlibatan mereka memastikan bahwa materi yang disajikan benar-benar relevan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas, baik laki-laki maupun perempuan.
Anto, perwakilan dari komunitas BILiC, mengungkapkan harapannya terhadap program ini. “Program ini sangat kami nantikan. Banyak di antara kami yang masih belum memahami literasi keuangan dan konsep ekonomi sirkular. Ecopower akan menjadi alat yang sangat membantu kami dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Senada dengan Anto, Nur dan Lala, perwakilan perempuan dari komunitas Bumi Difabel Istimewa, memberikan apresiasi pada program ini. “Bagi perempuan penyandang disabilitas, literasi keuangan sangat penting, terutama jika ingin memulai usaha sendiri. Program ini akan berdampak sangat baik bagi kami, baik sebagai individu maupun sebagai pendukung partisipasi perempuan dalam ekonomi,” ungkap mereka.
Program Ecopower untuk Dampak Jangka Panjang
Program Ecopower tidak hanya dirancang untuk meningkatkan literasi keuangan penyandang disabilitas, tetapi juga untuk menciptakan dampak jangka panjang yang signifikan dalam hal inklusivitas dan keberlanjutan pendidikan. Talitha Amalia menekankan bahwa inklusivitas adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. “Kami percaya bahwa dengan memberdayakan penyandang disabilitas melalui pendidikan yang berkualitas, kita bisa menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Inisiatif seperti Ecopower sangat penting dalam menciptakan masa depan yang lebih adil dan setara,” ungkapnya.
Dalam tahap awal pelaksanaannya, Program Ecopower menargetkan 1.000 pelajar untuk ikut serta melalui aplikasi edbot.ai. Platform ini dirancang untuk memastikan bahwa pembelajaran dapat diakses oleh siapa pun, terlepas dari latar belakang atau keterbatasan fisik yang dimiliki.
Ni Made Daryanti berharap bahwa Ecopower tidak hanya menjadi program jangka pendek, tetapi terus berkelanjutan dan memberikan manfaat yang luas. “Kami berharap program ini menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terus belajar, meningkatkan keterampilan, dan menjadi pemimpin masa depan yang tangguh serta berwawasan luas. Melalui program ini, kami ingin membangun fondasi yang kuat bagi masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.(din)