KANAL24, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, budaya menabung di Indonesia terbilang rendah jika mengacu pada rasio tabungan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan untuk di kawasan Asia Tenggara.
“Budaya menabung kita terbilang rendah dibandingkan dengan negara tetangga,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso dalam acara “Mewujudkan Generasi Pelajar Cerdas dan Gemar Menabung” di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Wimboh sebagaimana dilansir ipotnews menyebutkan, rasio tabungan terhadap PDB Indonesia berada di bawah Brunei Darussalam, Singapura dan Thailand.
“Rata-rata rasio tabungan rumah tangga Indonesia terhadap total pendapatan juga rendah, yakni hanya sebesar 8,5 persen,” ujarnya.
Dia menyebutkan, rumah tangga yang memiliki pendapatan paling rendah hanya mempunyai rasio tabungan sebesar 5,2 persen, sedangkan rumah tangga Indonesia yang berpendapatan paling tinggi memiliki rasio sebesar 12,6 persen. “Potensi dana masyarakat yang bisa dimobilisasi cukup besar, yaitu dari pelajar dan mahasiswa,” kata Wimboh.
Namun, menurut Wimboh, dorongan penempatan dana di lembaga perbankan atau investasi di pasar modal bukan sebagai upaya menekan tingkat konsumsi masyarakat yang sejauh ini sebagai kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Konsumsi boleh, namun jangan lupa untuk menempatkan dana di tabungan dan investasi,” ucapnya.Lebih lanjut Wimboh mengklaim, sejauh ini OJK terus berkoordinasi dengan industri keuangan untuk mencapai target inklusi keuangan IndonesIa di 2019 sebesar 75 persen.(sdk).