KANAL24, Jakarta – Perum Bulog berencana memanfaatkan sebanyak 20 ribu ton beras yang rusak dan turun kualitasnya untuk pakan ternak dan etanol. Jumlah beras tersebut merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tak terserap masyarakat.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pemanfaatan beras rusak tersebut akan melibatkan Badan POM dan juga Kementan untuk memastikan bahwa beras rusak tersebut masih aman dikonsumsi hewan.
“Kalau sudah tidak layak konsumsi baik hewan maupun manusia maka akan dimanfaatkan untuk apa? Yang paling rendah sekarang masih bisa untuk etanol,” kata Buwas di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Selain etanol, beras yang rusak juga bisa dijadikan tepung terigu. Namun jika kondisi beras itu masih layak konsumsi manusia, maka beras yang menurun kualitasnya itu akan dijual murah kepada masyarakat.
“Apakah bisa digunakan, dijual dengan harga yang diturunkan karena sudah tidak lagi standar premium,” ujar Buwas.
“Jadi misalnya di awal beras bisa dihargai Rp 8.000 per kg. Tapi dengan kondisi mutunya turun, maka dijual Rp 5.000 per kg. Kekurangan atau selisih Rp 3.000 per kg itu akan diganti negara,” imbuh Buwas.
Namun demikian, untuk keputusan penggantian tersebut pihak Bulog, kata Buwas, masih berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Itu sudah ada aturannya. Jadi bukan berarti itu minta-minta atau ngemis-ngemis, bukan. Semua ini pada akhirnya ada di Menkeu yang bayarkan Menkeu. Nanti bagaimana keputusan Menkeu,” pungkasnya. (sdk)