KANAL24, Malang – Bagi dunia bisnis, waktu terasa sangat berharga terutama jika berkaitan dengan waktu produksi. Berbagai inovasi dilakukan agar dalam produksi sebuah bisnis waktu yang diperlukan makin efisien, hemat energi dan menekan biaya.
Salah satunya dalam bisnis budidaya jamur. Untuk budidaya tanaman jamur masih menggunakan cara pengukusan media (baglog) di dalam drum selama 8 jam (2 jam pemanasan dan 6 jam sterilisasi) yang membutuhkan waktu panjang.
Dalam upaya membantu petani jamur agar lebih efisien dalam proses sterilisasi media tanam baglog jamur, dua mahasiswa Teknik Elektro bekerja sama dengan 1 mahasiswi Teknologi Pangan FTP UB mengembangkan alat yang bisa menghemat waktu dan menekan biaya produksi. Dibawah bimbingan Eka Maulana S.T M.T. M.Eng, Muhammad Khuzain, I Wayan Angga Jayadiyuda, dan Dwi Ukhtiyawati Rohmah menciptakan PECMAN (Pulse Electric Sterilization for Mushroom Cultivation) sebuah inovasi alat sterilisasi media tanam baglog jamur dengan menggunakan listrik tegangan tinggi sehingga dapat mengurangi mikroba jika dibandingkan alat konvensional lain.
“Alat ini, memiliki beberapa keuntungan yakni lebih efisien waktu dan juga energi. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi jauh lebih sedikit yakni hanya 5 menit jika dibandingkan dengan alat konvensional lain yang membutuhkan waktu 6-7 jam karena menggunakan uap. Sedangkan untuk energi, alat ini menggunakan energi listrik. Lebih efisien jika dibandingkan dengan alat lain yang menggunakan gas elpiji,” jelas Dwi Ukhtiyawati.
Selain lebih efisien waktu dan juga energi, alat ini juga lebih safety. PECMAN dilengkapi kontrol waktu dan tegangan input sebagai pengatur proses sterilisasi. Untuk memulai sterilisasi, dengan menggunakan semacam kartu yang ditempelkan pada bagian alat tersebut. Informasi suhu, kelembapan dan daya dari alat ini akan dikirim ke internet melalui prinsip IoT. Informasi ini akan diteruskan menuju pengguna melalui aplikasi Line notification sehingga diharapkan pengguna dapat mengetahui performansi dari alat.
Alat ini, sudah diuji coba di Jamur Nutrisi yang berada di Sawojajar Malang. Hasilnya uji coba adalah jamur dapat tumbuh, mikroba lebih sedikit, dan lebih menghemat waktu.
“Karena alat ini lebih efisien waktu, energi dan juga lebih safety. Harapannya semoga dapat segera dikomersialisasikan. Sehingga dapat digunakan oleh petani jamur untuk membantu dalam proses sterilisasi media tanam baglog jamur mereka serta semoga produktivitas jamur dapat meningkat,” pungkas mahasiswi semester 5 tersebut.(meg)