KANAL24, Malang – Sungguh aneh masyarakat kita saat ini, banyak para guru diminta untuk mendatangi rumah-rumah mereka agar dapat mengajari anak-anaknya dengan berbagai ilmu agama. Semakin aneh lagi disaat seorang guru rela hadir ke rumah para muridnya untuk diminta mengajarkan ilmu pada mereka.
Cobalah kita simak apa yang dikatakan oleh imam malik disaat beliau diminta untuk mengajari anak-anak khalifah disaat imam malik bertandang ke rumah khalifah. sang khalifah Harun ar-Rasyid langsung berkata, “wahai Abu Abdillah, sering-seringlah main ke sini, agar anak-anak kami bisa mendengar dan mempelajari al-Muwattha’” Imam Malik lalu menjawab dengan sebuah pernyataan yang mengejutkan, yaitu:
والعلم يؤتى ولايأتي، أخرجوا إلى المسجد حتى تسمعوا مع الناس..
“Wahai Sultan, Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi. Datangkan ke Masjid agar kalian bisa mengaji bersama orang-orang.”
Sebuah pernyataan yang menunjukkan ketegasan sekaligus dhauq yang tinggi atas penghormatan terhadap ilmu. Demikianlah karakter imam malik yang ahli dhauq. Namun demikianlah dalam berilmu, bahwa ilmu haruslah disertai dhauq, tanpa dhauq maka ilmu hanya akan dianggap semata ilmu sehingga akan jauh dari akhlaq yang akhirnya menghilangkan keberkahan atas ilmu itu sendiri. Imam al-Zuhri menyatakan :
هوان بالعلم أن يحمله العالم إلى بيت المتعلم
“Sungguh merupakan penghinaan terhadap ilmu ketika seorang alim yang membawanya ke rumah seorang murid.”
Kenapa seorang guru secara adab tidak boleh mendatangi rumah muridnya untuk mengajarkan ilmu? Karena hal ini terkait dengan keberkahan ilmu itu sendiri. Hal ini tentu berbeda dengan kedatangan seorang guru ke rumah murid dengan maksud silaturrahim. Imam alghazali mengatakan bahwa ilmu itu bukan karena banyaknya melainkan keberkahannya. inilah yang harusnya didahulukan dalam belajar mengajar. Karena dengan keberkahan maka ilmu menjadi bermanfaat.
Betapa banyak saat ini orang menguasai ilmu namun lemah akhlaqnya, hal ini bisa jadi karena ilmu itu telah banyak berkurang nilai keberkahannya. Sebab apa nilai keberkahan ilmu berkurang ? Bisa jadi disebabkan karena dalam belajar mengajar tidak memperhatikan akhlaq dalam mempelajarinya. Sementara dikatakan oleh abuya sayyid muhammad bin alawy almaliki bahwa, “akhlaq lebih dahulu (utama) daripada ilmu”.
Salah satu akhlaq dalam belajar mengajar adalah mendatangi seorang guru, janganlah guru diminta mendatangi murid untuk belajar.kecuali untuk silaturrahim. Dalam mendatangi guru ada keberkahan karena dari sana ada kesungguhan, penghormatan, dan khidmad. Karena termasuk dalam memuliakan ilmu adalah memuliakan guru. Dan salah satu cara memuliakannya adalah dengan mendatanginya dan setiap langkah mendatangi guru untuk belajar adalah cara mudah untuk masuk surga. Sebagaimana sabda nabi :
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة.
“Barang siapa yang menempuh jalan guna menimba ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya, berkat amalan ini jalan menuju ke surga.” (HR. Muslim)
Anehnya dalam realita mutakhir, tidak sedikit para pengajar (mu’allim) merendahkan martabat dirinya dengan menawarkan ilmu dengan mendatangi rumah ke rumah untuk mengajarkan ilmu agama. Mungkin secara ide konsep menawarkan pembelajaran ilmu agama dengan cara privat adalah baik dan kreatif namun adab dalam proses belajar mengajar termasuk qalil adab (kurang adab) yang akan mengurangi keberkahan.
Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan jika seorang guru perlu mendatangi murid adalah dengan mengumpulkannya di masjid atau majelis yang khusus untuk mendalami ilmu bagi ummat secara umum yang tidak dikhususkan secara personal (privat). Demikian yang sebagaimana disarankan oleh Imam Malik kepada Khalifah Harun ar Rasyid saat meminta beliau untuk mengajari anak-anaknya di rumah khalifah. Mengumpulkan jamaah ta’lim di masjid dengan harapan tetap ada upaya ikhtiar dalam menuntut ilmu bagi para murid agar keberkahan tetap dapat diperoleh.
Semoga kita mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajari dan para guru yang ikhlas memberikan ilmunya pada diri kita. Semoga dengan keberkahan itu menjadikan ilmu yang kita miliki memberikan manfaat di dunia dan di akhirat. Aamiiin…
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen UB, Motivator