Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos., M.Si.*
Untuk mengetahui bagaimana kedudukan kita dihadapan Allah, maka cukuplah dilihat pada bagaimana kesibukan tindakan kita, sikap kita saat ini dalam hubungannya dengan Allah. Jika kita sedang disibukkan untuk berdzikir, maka sesungguhnya Allah sedang mengingat kita pula. Jika kita sedang disibukkan dengan membaca Alquran maka Allah sedang Ingin berbicara dengan kita. Jika kita sedang disibukkan dengan melakukan ketaatan, maka ketahuilah bahwa Allah sedang ada di dekat kita.
Sebaliknya, jika kita sibuk dengan dunia maka sebenarnya Allah sedang menjauh dari diri kita. Jika kita sibuk dengan manusia maka sebenarnya Allah sedang menertawakan kita. Karena itulah kedudukan kita sebenarnya kita sendiri yang memilihnya dan menentukannya.
Jika kita ingin berada pada kedudukan terbaik, tertinggi dan mulia, maka lakukan amal-amal kemuliaan yang berhubungan dengan Allah SWT. Hubungan kita dengan Allah itu korelatif asimetris yaitu apa yang kita lakukan dalam rangka mendekat kepada Allah maka Allah akan pula mendekat kepada kita dengan kasih sayangnya yang melebihi batas. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]
Allah menerima dengan cara apapun hambanya dalam mendekat kepadaNya. Baik dalam keadaan sendiri ataupun dalam keadaan bersama-sama, berombongan, secara demonstratif. Allah memberikan apresiasi sesuai dengan caranya masing-masing.
Jika kita melalukannya sendirian, maka Allah mengingatnya dalam sendiri. Jika beramai-ramai, maka Allah banggakan di hadapan para malaikatnya dengan sanjungan yang luar biasa. Artinya pula, berdoa atau berdzikir jika dilakukan bersama-sama, tentu memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada hanya sendirian.
Untuk itu, jika kita ingin menyelesaikan persoalan hidup, termasuk luka hati, maka lakukan secara demonstratif, berjamaah, berkumpul, bersama-sama menghadap Allah dan berdzikir padanya dengan orang-orang banyak untuk mengingat Allah (dzikir jama’i) . Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
لا يقعد قوم يذكرون الله تعالى إلا حفتهم المللآئكة و غشيتهم ارحمة ونزلت عليهم السكينة وذكر هم الله فيمن عنده.
“Tidak duduk sekelompok orang dengan berdzikir kepada Allah Swt. kecuali mereka dikelilingi para malaikat, dilimpahi rahmat, diberi ketenangan, ketentraman hati dan disebut-sebut oleh Allah di hadapan para makhluk di sekeliling-Nya.” (HR. Imam Muslim)
ان النبي صلى الله عليه وسلم خرج على حلقة من اصحابه فقال ما يجلسكم؟ قالوا جلسنا نذكر الله ونحمده فقال إنه اتانى جبريل فأخبرنى بأن الله يباهى بكم الملآئكة.
Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam keluar mendekati sahabat-sahabatnya yang sedang bergerombol, dan bertanya: “Apa yang membuat kalian duduk bergerombol?” Mereka menjawab: “Kami duduk bersama-sama berdzkir kepada Allah dan membaca tahmid kepada-Nya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya malaikat Jibril telah datang kepadaku dan memberitahukan, bahwa Allah membanggakan kalian dihadapan para malaikat.” (HR. Imam Muslim dan at-Turmudzi)
Artinya berdzikir bersama-sama lebih berpeluang untuk diterimanya doa, karena dihadiri oleh banyak malaikat yang mengelilingi dan kemudian mencatat apapun yang diinginkan oleh kita untuk dilaporkan kepada Allah SWT.
ما من قوم اجتمعوا يذكرون الله لا يريدون بذالك إلا وجهه تعالى إلا ناداهم مناد من السمآء أن قوموا مغفورا لكم قدبدلت سيئاتكم حسنات
“Sekelompok orang yang berkumpul dengan berdzikir kepada Allah yang tidak mempunyai maksud selain mencari ridha Allah, maka mereka dipanggil-panggil oleh malaikat dari langit: “Berdirilah kamu semua, sedangkan kamu telah mendapatkan ampunan dan semua kejelekan telah diganti dengan kebaikan.” (HR. Imam Ath-Thabrani)
Bahkan dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah bersabda :
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَوْ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً سَيَّاحِينَ فِي الْأَرْضِ فُضُلًا عَنْ كُتَّابِ النَّاسِ فَإِذَا وَجَدُوا أَقْوَامًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى بُغْيَتِكُمْ فَيَجِيئُونَ فَيَحُفُّونَ بِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ اللَّهُ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ تَرَكْتُمْ عِبَادِي يَصْنَعُونَ فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ يَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ وَيَذْكُرُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ فَهَلْ رَأَوْنِي فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ لَكَانُوا أَشَدَّ تَحْمِيدًا وَأَشَدَّ تَمْجِيدًا وَأَشَدَّ لَكَ ذِكْرًا قَالَ فَيَقُولُ وَأَيُّ شَيْءٍ يَطْلُبُونَ قَالَ فَيَقُولُونَ يَطْلُبُونَ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ فَيَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا لَكَانُوا أَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا قَالَ فَيَقُولُ فَمِنْ أَيِّ شَيْءٍ يَتَعَوَّذُونَ قَالُوا يَتَعَوَّذُونَ مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْهَا فَيَقُولُونَ لَا فَيَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا فَيَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا لَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا هَرَبًا وَأَشَدَّ مِنْهَا خَوْفًا وَأَشَدَّ مِنْهَا تَعَوُّذًا قَالَ فَيَقُولُ فَإِنِّي أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيَقُولُونَ إِنَّ فِيهِمْ فُلَانًا الْخَطَّاءَ لَمْ يُرِدْهُمْ إِنَّمَا جَاءَهُمْ لِحَاجَةٍ فَيَقُولُ هُمْ الْقَوْمُ لَا يَشْقَى لَهُمْ جَلِيسٌ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] dari [Al A’masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] atau dari [Abu Sa’id Al Khudri] dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat yang selalu berkeliling di muka bumi, dan membantu para malaikat penjaga manusia, jika mereka mendapati suatu kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil teman-temannya seraya berkata: ‘Kemarilah terhadap apa yang kalian cari.’ Lalu mereka pun berkerumun seraya menaungi mereka dengan sayapnya sehingga memenuhi langit bumi. Maka Allah berfirman: ‘Apa yang dikerjakan oleh hamba-Ku ketika kalian tinggalkan?’ para malaikat menjawab: ‘Kami tinggalkan mereka sementara mereka masih memuji, mengagungkan dan berdzikir kepada-Mu.’ beliau bersabda: Allah berfirman: ‘Apakah mereka melihat-Ku?’ Para malaikat menjawab: ‘Tidak.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka melihat-Ku?’ Para malaikat menjawab: ‘Sekiranya mereka dapat melihat-Mu pasti mereka akan lebih dalam memuji, mengagungkan dan berdzikir kepada-Mu.’ Beliau bersabda: Allah berfirman: ‘lalu apa yang mereka harapkan?’ Para malaikat menjawab: ‘Mereka mengharapkan surga.’ Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab: ‘Belum.’ Beliau bersabda: Allah berfirman: ‘Bagaimana sekiranya mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab: ‘Jika mereka melihatnya tentu mereka akan lebih memohon lagi dan lebih antusias terhadapnya.’ Beliau berasbda: Allah berfirman: ‘Lalu mereka berlindung dari apa saja?’ Para malaikat menjawab: ‘Dari api neraka.’ Beliau bersabda: Allah berfirman: ‘Apakah mereka telah melihatnya?’ Para malaikat menjawab: ‘Belum.’ Allah berfirman: ‘Bagaimana jika seandainya mereka telah melihatnya?’ para malaikat menjawab: ‘Tentu mereka akan lari dan lebih takut lagi.’ Beliau melanjutkan: “Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku telah persaksikan kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.’ Beliau melanjutkan: Para malaikat menjawab: ‘Sesungguhnya di antara mereka terdapat si fulan yang tidak bermaksud datang kepada mereka kecuali karena suatu keperluan.’ Allah berfirman: ‘Mereka adalah suatu kaum yang seseorang tidak akan sengsara bermajlis kepada mereka.'” Abu Isa berkata: “Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari selain jalur ini.” (HR. Tirmidzi)
Jelaslah sudah , bahwa berdzikir bersama (dzikir jamaiy) tidak diragukan lagi dapat mengundang turunnya rahmad Allah, dimudahkannya diterimanya doa dan terkabulnya hajad. Sehingga setiap persoalan yang kita ajukan kepadaNya untuk diselesaikan atau luka hati yang kita mintakan untuk disembuhkan, maka in syaa Allah dengan izinNya dan kasih Sayangnya tentu akan mudah dikabulkan oleh Allah swt. In syaa Allah…
*) Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar