KANAL24, Jakarta – Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan BBM di Indonesia pada tahun 2030 sebesar 1,55 juta boepd. Untuk menekan impor BBM ke depan, ada empat kebijakan strategis yang dilakukan oleh pemerintah.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan kebijakan pertama adalah membangun kilang baru. “Ada 1 yang baru dan 4 pengembangan untuk produksi solar sesuai kebutuhan,” kata Arifin dalam webinar Majalah Sawit Indonesia bertajuk “Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40”, Selasa (30/11/2021).
Kedua, program bahan bakar gas (BBG) untuk 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal. Ketiga, program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebanyak 2 juta mobil dan 13 juta motor. “Ini butuh insentif pembebasan pajak 10 tahun,” ujar Arifin.
Keempat, kebijakan biofuel dengan mempertahankan B30 dan mengoptimalkan produksi BBN (biodiesel atau biohidrokarbon).
“Apabila sudah berjalan berbagai kebijakan tersebut, Indonesia akan bisa menghemat devisa sebesar USD16,8 miliar per tahun selama kurun waktu 2021 – 2040,” jelas Arifin.
Pada tahun 2040, kebutuhan BBM Indonesia diperkirakan menjadi 1,98 juta boepd.
Pemerintah pertama kali mencanangkan program mandatori biodiesel sejak tahun 2015. Kebijakan ini membuat impor solar Indonesia terus menunjukkan penurunan.
Data Kementerian ESDM menunjukkan pada 2015, impor solar sebesar 44,28 juta BBL atau USD3,05 miliar. Kemudian pada Mei 2021, impor solar turun drastis menjadi hanya 3,67 juta BBL atau USD0,43 miliar.(sdk)