Melalui tulisan ini saya ingin mengajak anda untuk belajar dari apa yang ada di sekitar kita. Coba sekarang ambillah oleh anda tiga benda berikut, wortel, telur dan bubuk kopi. Kemudian masukkan dia ke dalam baskom pada masing-masingnya, berilah air lalu mari kita panaskan di atas api beberapa menit. Kemudian mari kita lihat apa yang akan terjadi pada ketiganya ?
Lihatlah wortel, yang sebelumnya keras setelah dipanasi sekarang menjadi lembek. Telur yang sebelumnya lembek atau cair dalamnya sekarang menjadi keras dan lihatlah bubuk kopi, sekarang ia bercampur bersatu padu dengan panasnya air yang mendisih, ia yang sebelumnya tidak ada rasa bahkan mungkin pahit, sekarang ada harum kopi bahkan semakin panas airnya semakin nikmat rasanya.
Demikianlah hidup ini, masalah yang kita hadapi dalam hidup ibarat air yang mendidih. setiap kita pasti menghadapi beragam persoalan namun setiap diri memiliki karakter nya sendiri. Ada diantara kita yang layaknya seperti wortel. sebelumnya tegas, keras dan memiliki prinsip, sangat idealis. namun pada saat diterpa suatu masalah, seketika idealisme itu luntur, semangat nya loyo, ketegasannya menjadi lembek, idealismenya kalah dengan persoalan hidup yang dihadapi, idealismenya kalah dengan kekuasaan, kalah dengan materi, kalah dengan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi nya, mereka bertekuk lutut di hadapan dunia, yang dulunya idealis sekarang terbawa dengan pragmatisme persoalan hidup, yang dulunya menjadi pembela rakyat kecil sekarang melupakannya, yang dulunya berteriak lantang menyuarakan kebenaran sekarang bergandengan tangan dengan kekuasaan.
Lihatlah pula telur, seseorang dengan karakter ini, dahulunya cair dalam berinteraksi dengan setiap orang, penuh perhatian, penuh kepedulian, penuh kelembutan, namun saat ditimpa masalah, dihadapkan berbagai persoalan hidup, kemudian berubah menjadi keras hati, sombong diri, tidak mau tahu orang lain, egois dan mementingkan dirinya sendiri, tidak mau tahu orang lain, ingin menang sendiri, yang dulunya cair, setelah ditimpa masalah berubah menjadi keras, inilah karakter telur.
Kemudian lihatlah bubuk kopi, seseorang yang dahulunya dianggap tidak bermakna atau mungkin suka membuat persoalan hidup bagi orang lain, dirasa pahit keberadaan bagi sekitar. Setelah ditempa dengan beragam masalah dan ujian hidup, cobaan demi cobaan, menjadikan pribadinya benar-benar berubah, koreksi diri, muhasabah, lalu berubah dengan kepedulian dan bersemangat memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Semakin diterpa berbagai persoalan menjadikan dirinya semakin bersyukur karena sadar bahwa sejatinya tidak ada satupun persoalan kecuali dia yakin bahwa semua itu adalah skenario ketetapan Allah yang terbaik untuk dirinya dan pasti ada hikmah kebaikan di balik semua itu. Orang yang seperti ini sadar dan yakin betul akan Firman Allah swt :
كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡقِتَالُ وَهُوَ كُرۡهٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّواْ شَيۡـٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 216)
Mereka memahami bahwa masalah yang dihadapi adalah ketetapan Allah bagi dirinya yang harus diterimanya dengan ridho, sebagaimana doa Nabiyallah Adam as :
اللهم إنك تعلم سري وعلانيتي فاقبل معذرتي وتعلم حاجتي فأعطني سؤلي وتعلم ما في نفسي فاغفر لي ذنوبي اللهم إني أسألك إيمانا يباشر قلبي ويقينا صادقا حتى أعلم أنه لن يصيبني إلا ما كتبته علي والرضا بما قسمته لي يا ذا الجلال والإكرام
“Wahai Allah Tuhanku! Sesungguhnya Engkau mengetahui akan rahasiaku dan yang terang-terangan daripadaku, maka terimalah halanganku dan Engkau mengetahui akan hajatku! Makaanugerahilah kepadaku akan permintaanku! Dan Engkau mengetahui apa yang dalam diriku, maka ampunilah segala dosaku! Wahai Allah Tuhanku! Sesungguhnya, aku meminta padaMu, akan keimanan yang langsung kedalam hatiku dan keyakinan yang benar. Sehingga aku mengetahui bahwa tiada akan menimpa kepadaku, selain apa yang telah Engkau tuliskan keatasku. Dan aku meminta kerelaan dengan apa yang telah Engkau bagikan untukku, wahai Yang Maha Agung dan Mulia!”
Bagi orang dengan karakter ini memahami bahwa persoalan adalah cara Allah membuat dirinya semakin matang dan dewasa, semakin meningkatkan kualitas diri dalam hubungannya dengan Allah dan sesama makhluk. Masalah dihadapinya dengan rasa syukur, yang terucap dalam lisannya adalah “alhamdulillahi ‘alaa kulli haalin” (segala puji bagi Allah atas segala apapun keadaan), sekalipun itu terasa berat dan pahit dia rasakan.
Kehidupannya dipergunakan untuk memberikan banyak kemanfaatan bagi sesama, memberikan warna dan wangi harum bagi sekitar. Semakin panas airnya, semakin keras persoalan hidup yang dihadapi, maka semakin nikmat rasa kopinya. Inilah sejatinya hidup, jalanilah hidup selayaknya minum kopi.
Semoga beragam persoalan yang menerpa hidup kita menjadikan diri semakin dewasa dan matang dan semoga semakin memberikan kemanfaatan dengan mengambil banyak perjalanan dari setiap langkah yang dilalui. Semoga Allah selalu membimbing diri ini di jalan-Nya dan meridhoi setiap langkah menuju jalan-Nya. Aamiiiin
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen FISIP UB, Motivator dan Penulis Buku