Verdy Firmantoro, Pengurus Pusat IKA UB
Sejumlah kajian ilmiah telah banyak memotret sumbangsih besar alumni di berbagai kampus dunia, dua di antaranya adalah meningkatkan rating kampus (Terry & Macy, 2007; Stephenson & Bell, 2014) dan menjadi kendaraan sosial untuk berbagi (Levine, 2008; Boyd, Williams & Pennington, 2009; Skari, 2011). Sebuah riset menarik pada tahun 2015 merilis bahwa setidaknya lebih dari 146.000 perusahaan dan organisasi yang beroperasi di lebih dari 150 negara merupakan sumbangsih dari alumni Universitas Harvard. Sebuah legacy alumni yang membanggakan, bukan hanya untuk kampus, tetapi berdampak pada kemaslahatan umat di dunia.
Di peringatan Dies Natalis ke-58 Universitas Brawijaya menggelar rangkaian kegiatan salah satunya Temu Alumni. Kegiatan yang dilaksanakan di masa pandemi ini bukan sebagai bentuk euforia, melainkan bentuk solidaritas dan panggilan kemanusiaan. Di momen peringatan berdirinya kampus, Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) ingin meneguhkan kembali optimisme untuk bangkit dari Covid-19 dan menjadi tenda besar kemanusiaan untuk sesama. Seperti halnya yang tersemat dalam hymne luhur almamater “Rela berdharma bakti berjuang nan satria, mengabdi pada pertiwi bumi Indonesia”.
Kontribusi IKA UB
Tahun 2020 tak secantik angka kembarnya, sebab di awal tahun inilah pandemi global menerpa. Dari skenario pembangunan sampai pernikahan terpaksa harus menyesuaikan keadaan. Pergantian tahun menjadi 2021 menandakan harapan, namun faktanya memang tak dapat dipungkiri grafik total kasus terpapar Covid-19 masih sangat tinggi, bahkan dilaporkan lebih dari 23 ribu nyawa melayang. Untuk skala global akumulasinya lebih besar lagi, sekitar hampir 2 juta jiwa meninggal. Kondisi ini memanggil kesadaran semua elemen terlibat dalam kerja-kerja kemanusiaan termasuk IKA UB.
IKA UB merespon situasi ini dengan sigap, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 sebagai bentuk keprihatinan. Apalagi setiap harinya banyak anak bangsa terutama tenaga medis berguguran, sementara para pekerja juga terpaksa banyak yang dirumahkan. Kondisi tersebut mendorong IKA UB melakukan penggalangan dana untuk didonasikan ke masyarakat terdampak. Donasi terkumpul mencapai Rp 843.839.480,- (Delapan ratus empat puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh sembilan ribu empat ratus delapan puluh rupiah).
Sejumlah kegiatan dilakukan untuk menyalurkan hasil donasi. Tiga gugus alokasi penyaluran, antara lain: (1) Donasi untuk memenuhi keperluan tenaga medis; (2) Donasi untuk masyarakat terdampak Covid-19; dan (3) Bantuan sosial berupa beasiswa bagi mahasiswa Universitas Brawijaya. Berikut ini rincian kegiatan yang telah dihimpun oleh Pengurus Pusat IKA UB selama masa pandemi, meliputi:
1. Penyerahan bantuan melalui BNPB bersama dengan HIMPUNI (Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia) – 23 Maret 2020
2. IKA UB malaksanakan kegiatan pendistribusian bantuan sembako kepada masyarakat marjinal di Condet, Pinggir Sungai Ciliwung, Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Kota Jakarta Timur – 5 April 2020
3. Pemberian bantuan kepada 300 mahasiswa Universitas Brawijaya yang terkena dampak kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat di Kota Malang (8 – 9 April 2020)
4. Pemberian bantuan untuk Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC) – 12 April 2020
5. Penyerahan bantuan untuk 60 masyarakat di Malang Selatan – 14 April 2020
6. Pembagian Alat Pelindung Diri (APD) untuk Rumah Sakit (RS), Puskesmas dan organisasi masyarakat mulai tanggal 30 April 2020, meliputi: Rumah Sakit UB, Klinik UB, RSUD Cilacap, BPBD Kota Malang, RSUD Pamekasan, RSUD Situbondo, RSUD Nganjuk, RSUD Wlingi, RSI Masyithoh Bangil, Puskemas Arjuno, Puskesmas Bareng, Puskesmad Cisadea, RSUD Kota Malang, RSUD Kanjuruhan Kepanjen, Puskesmas Rampal Celaket, Puskesmas Mulyorejo, Puskesmas Janti, Puskesmas Ciptomulyo, Puskesmas Kedungkandang, Puskesmas Gribig, Puskesmas Kendalkerep, Puskesmas Pandanwangi, Puskesmas Polowijen, Puskesmas Mojolangu, Puskesmas Kendalsari, Puskesmad Dinoyo, Puskesmas Arjowinangun, Puskesmas Pesanggrahan Batu, UPTD Puskesmas Jenu, Kecamatan Sukun, Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC).
7. Pembagian 200 paket sembako kepada masyarakat marjinal kerja sama dengan Koperasi Kobeta di Jakarta
8. Program Pembagian masker dan hand sanitizer kerjasama dengan HIMPUNI di Jakarta
9. Program Lumbung Logistik Covid dengan LKSA Harapan Ummat, Malang
10. Pembagian 165 paket sembako untuk masyarakat marjinal terimbas Covid-19 di Kalideres Jakarta
11. Pembagian 55 paket Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat marjinal korban HAM Kerjasama dengan HUMANIS di Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Tengah
12. Pembagian bibit dan pupuk sejumlah 50 kg (11 sak) untuk petani di Jawa Timur kerjasama dengan ICAM
13. Beasiswa Mahasiwa UB terdampak Covid-19
Di luar penyaluran donasi tersebut, ada juga kegiatan donor darah, webinar atau diskusi daring dan masih banyak kegiatan-kegiatan jaringan alumni UB di pusat maupun di daerah. Spirit yang sama juga telah ditunjukkan Universitas Brawijaya melalui program Kampung Tangguh. Sehingga gerakan kemanusiaan ini bukan hanya untuk UB, tetapi untuk masyarakat Indonesia.
Alumni dan Modal Sosial Pembangunan
Jaringan alumni merupakan instrumen strategis dalam melakukan pembangunan. Pembangunan bukan hanya soal materi ansich, kepemilikan sumber daya manusia juga menjadi modal sosial yang besar. Bahkan sejumlah studi membuktikan bahwa efektivitas peran alumni sebagai modal sosial pembangunan, seperti faktor kealumnian menjadi determinan seseorang mau menyumbang (berdonasi) atau tidak (Gallo & Hubschman, 2003; Tsao & Coll, 2005; Sun, Hoffman & Grady, 2007), faktor social engagement (Stephenson & Yerger, 2013) dan faktor relationship development (Palmer & Koenig-Lewis, 2008). Faktor-faktor tersebut menjadi connection strategies sebagai modal sosial yang mengarusutamakan sense of belonging atas almamater kampus untuk berikutnya dikonversi menjadi modal pembangunan.
Itulah semua jika meminjam istilah Brint & Karabel (1989) bahwa peran alumni dapat ditempatkan menjadi “diverted dream” untuk keperluan-keperluan strategis. Artinya bahwa “mimpi yang dialihkan”, jaringan alumni mempunyai energi besar dapat diarahkan untuk ke luar, tidak hanya menyelesaikan urusan-urusan kampus, tetapi jauh melampaui itu adalah urusan kemanusiaan. Kita menyadari bahwa tugas memulihkan negeri di situasi sulit seperti saat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pihak termasuk ikatan alumni. (sdk)