KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini berpotensi untuk melanjutkan proses pelemahan jangka pendek, setelah akhir pekan lalu ditutup terkoreksi 1,34 persen ke level 7.086.
Menurut analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, saat ini pelaku pasar mengkhawatirkan potensi kenaikan lanjutan suku bunga Federal Reserve serta lonjakan harga energi dan pangan akibat konflik Rusia-Ukraina.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak melemah, dengan rentang 7.015-7.156,” kata Nico Demus dalam riset harian untuk perdagangan Senin (13/6/2022).
Dia mengatakan, laju inflasi di AS yang sebelumnya diperkirakan mengalami penurunan justru tercatat kembali meningkat menjadi 8 persen. “Ada potensi yang lebih besar bagi The Fed untuk menaikkan suku bunganya lebih tinggi,” ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif di pasar saham domestik juga bersumber dari global, yakni terkait konflik antara Rusia dan Ukraina yang memicu krisis pangan dan energi.
“Rusia dan Ukraina merupakan produsen migas dan pangan yang berkontribusi besar di tingkat global, sehingga pengetatan pasokan memberikan kekhawatiran bagi negara importir,” papar Nico Demus.
Pada perdagangan hari ini, jelas Nico Demus, Pilarmas Sekuritas merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati pergerakan harga saham ADRO, SMGR dan POWR.
Proyeksi senada disampaikan analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, yang menyebutkan pergerakan IHSG pada perdagangan awal pekan ini akan melemah menuju level support 6.972.
” IHSG diperkirakan dapat melemah menuju level support 6.972 yang terbentuk oleh Fibonacci Retracement 38.2% dari Wave [b] pada skenario bearish, karena telah menembus support fraktal 7.056 pada perdagangan Jumat (10/6),” ujar Ivan.
Meski demikian, lanjut dia, IHSG tetap memiliki peluang untuk menguat dan mengisi gap di rentang 7.160-7.175 atau sebagai rebound minor. Saat ini support IHSG berada di level 6.972, 6.884 dan 6.795, sedangkan resistance-nya di posisi 7.232, 7.300 dan 7.355. “Indikator MACD dalam kondisi netral,” ucap Ivan.
Untuk itu, kata Ivan, adanya potensi pelemahan lanjutan tersebut bisa disikapi pelaku pasar dengan mengakumulasi pembelian saham ASII, BBNI, BBRI, CPIN dan ICBP.(sdk)