KANAL24, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, banyak negara yang tertarik berinvestasi baterai untuk mobil listrik di Indonesia. Oleh sebab itulah Bahlil memastikan Pemerintah Indonesia tidak pernah mendorong hilirisasi hanya dikuasai oleh satu negara.
“Indonesia harus berada pada satu posisi yang terbuka bagi semua negara, yang melakukan investasi selama tunduk pada Undang-Undang,” kata Bahlil dalam konferensi pers virtual Investasi Pasca Implentasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, Jum’at (3/12/2021).
Menteri Bahlil mencontohkan investasi yang sudah mulai masuk adalah industri baterai mobil listrik dari perusahaan LG asal Korea Selatan sebesar USD9,8 miliar atau Rp142 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per USD). Kemudian juga ada CATL asal China sebesar USD5,2 miliar atau Rp 75,4 triliun dengan asumsi yang sama.
Investasi LG dan CATL tersebut nantinya akan masuk pada rantai pasok mulai dari hulu ke hilir industri baterai mobil listrik di Indonesia. Masuknya beberapa investasi besar tersebut merupakan bukti nyata bahwa Indonesia mampu mewujudkan target sebagai salah satu pemain industri mobil listrik di dunia.
“Selain China dan Korea, masih ada beberapa negara lain. Termasuk dari Eropa,” ujar Bahlil.
CATL sebelumnya telah menandatangani investasi pengembangan Electric Vehicle (EV) battery dengan pemerintah pada akhir 2020. Rencananya investasi yang sudah mencapai tahap perjanjian bisnis ini akan menghabiskan dana mencapai USD5,1 miliar atau Rp72,4 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS.
Bahlil menambahkan, masih ada sejumlah negara lagi yang rencananya akan berinvestasi industri mobil listrik di Indonesia. Setelah sebelumnya Konsorsium Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution juga sudah mulai membangun pabrik baterai mobil listrik senilai USD1,5 miliar atau Rp21 triliun di Karawang, Jawa Barat.(sdk)