Kanal24, Malang – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat terjadi deflasi sebesar 0,21 persen pada Mei 2024. Kepala BPS Jatim, Zulkipli, menyampaikan bahwa deflasi ini terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang deflasi sebesar 0,25 persen, dengan komoditas utama penyebab deflasi adalah beras.
“Terkait dengan Indeks Harga Konsumen, kami sampaikan bahwa Provinsi Jawa Timur di bulan Mei tahun 2024 mengalami deflasi sebesar 0,21 persen,” ujar Zulkipli pada konferensi pers Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, Senin (3/6/2024).
Zulkipli menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi terdalam di antara sebelas kelompok pengeluaran pada Mei 2024. “Kelompok ini memberikan andil terbesar terhadap deflasi Jawa Timur pada bulan Mei 2024,” tambahnya.
Baca juga : BPS : Mayoritas Provinsi Alami Inflasi, Meski Catat Deflasi Nasional 0,03%
Ia juga menyoroti bahwa sejak Januari 2023, kelompok makanan, minuman, dan tembakau telah beberapa kali mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam terjadi pada Mei 2024. Komoditas utama yang menyebabkan deflasi adalah beras, yang mencatat deflasi sebesar 4,90 persen dengan andil 0,22 persen.
Pada 11 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang termasuk dalam kelompok Indeks Harga Konsumen (IHK) juga mengalami deflasi. “Sumenep menjadi daerah dengan deflasi terdalam sebesar 0,87 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,05 persen,” ujar Zulkipli.
Namun, secara tahunan (year-on-year/y-o-y) dan sepanjang tahun kalender (year-to-date/y-t-d), kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi. “Secara y-o-y, kelompok ini mencapai inflasi sebesar 6,08 persen dengan andil 1,63 persen, sedangkan secara y-t-d sebesar 2,45 persen dengan andil 0,67 persen,” jelasnya.
Baca juga : BPS Catat Deflasi 0,03% pada Mei 2024
Secara keseluruhan, Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 2,83 persen dengan IHK sebesar 106,76. “Inflasi tertinggi sebesar 3,44 persen terjadi di Kabupaten Bojonegoro dengan IHK 108,18, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 2,28 persen dengan IHK 106,02,” tuturnya.
Zulkipli mengimbau para pemangku kepentingan untuk melihat pola-pola yang muncul dari data tersebut dan melakukan antisipasi.
“Dari data ini bisa dilihat polanya, apa yang mengalami penurunan maupun kenaikan di sepanjang 2024,” ujarnya. (din)