Kanal24, Malang – Peran agama dalam ruang publik sangatlah penting, sebagai dasar pembuat keputusan, serta pembatas dan pengatur norma kehidupan sehari-hari. Masjid Raden Patah Universitas Brawijaya mengadakan kegiatan Kajian Umum Ramadhan Menjelang Maghrib (KURMA) yang membahas tentang kebangkitan agama di ruang publik dengan pemateri Ustadz Drs. Moh Rozikin, M.Si. (13/03/2024)
Islam sebagai agama mayoritas dengan 87 persen masyarakat Indonesia yang memeluk agamanya jelas memiliki peran penting dalam berkontribusi kepada semua aspek kehidupan masyarakat negara.
Sebagai umat muslim yang baik sudah sepantasnya kita untuk memperhatikan etika dalam berbangsa dan bernegara. Ustadz Rozikin menjelaskan bahwa setiap dari kita perlu mengukur perilaku dengan memperhatikan 5 sumber etika. Yaitu:
-
Undang-undang, seorang muslim yang baik tidak seharusnya melawan undang-undang positif atau peraturan yang dimiliki suatu negara.
-
Ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertindak sebagai barometer untuk bertindak. Dalam konteks sebuah negara, semua perubahan atas negara harus dirujuk pada ilmu pengetahuan yang disebut dengan naskah akademik.
-
Norma, adat istiadat, dan kearifan lokal. Seseorang dianggap tidak punya etika ketika tidak memiliki unggah-ungguh dan sopan santun atas kearifan lokal.
-
Rujukan kepada pakar, ahli, atau orang pintar. Masyarakat perlu menjadikan patokan atas perilaku para ahli atau pakar di bidangnya.
-
Agama. Agama menjadi sumber etika dan berperilaku yang baik. Serta menjadi pembatas antara yang hak dan yang bathil.
Dalam pembahasan pemerintahan, Agama Islam perlu berkontribusi dalam mengatur fungsi perubahan kepada publik. Ustadz Rozikin menjelaskan bahwa dalam pembuatan kebijakan publik setidaknya perlu menghadirkan dua hal yaitu:
-
Sebuah negara yang mengambil kebijakan publik sudah sepantasnya untuk mengatur dirinya sendiri pula. Sebagai contoh ketika sebuah pemerintahan membuat undang-undang, maka peraturan tersebut harus menentukan sebuah rel untuk tindakan dirinya sendiri.
-
Sebuah kebijakan publik harus bisa menyelesaikan masalah publik.
“Meski saat ini Indonesia menjadi negara dengan mayoritas penduduk muslim, tetapi peran agama tidak sepenuhnya andil dalam pengambilan kebijakan,” ujar Ustadz Rozikin.
Maka Ustadz Rozikin menjabarkan agar Islam berkontribusi kepada publik maka kita perlu mendorong aktor atau tokoh yang bergerak didalamnya, tidak hanya normatif atau ajaranya saja.
Dalam ceramahnya, Ustadz Rozikin memberikan solusi untuk menguatkan pemahaman kita tentang Agama Islam yang benar. Sebagai pemuda juga kita diwajibkan untuk melek politik. Karena sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk merubah kemungkaran menggunakan kekuasaannya, jika tidak mampu maka dapat menggunakan lisannya, dan jika tidak juga mampu maka sekecil-kecilnya adalah berdoa agar kemungkaran dapat diselesaikan. (fan)