KANAL24 Malang- Bursa pameran seni rupa 2020 memikat seniman tunggal Hade Tan unjuk kemolekan karya lukis yang menakjubkan, indah, dan memiliki makna dalam setiap lukisan yang dibuatnya.
Pasar Bareng lantai tiga Jalan Terusan Ijen Malang yang merupakan lokasi yang strategis. Pameran Seni Bareng yang memamerkan seni rupa berupa lukisan, barang antik berupa topeng, keris dan masih banyak lagi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara rutin pada setiap bulannya oleh para seniman.
Pameran karya seni ini merupakan satu-satunya pasar seni di Malang. salah satu seni yang dipamerkan adalah seni lukis tunggal yang dipelopori oleh seniman berusia 43 tahun asal Tanjungrejo Kota Malang alias Hade Tan. Pria yang kerap dijuluki sebagai raja lukis ini mengawali karirnya dibidang seni dari hobby sejak kecil. Beliau menjelaskan bahwa sedari kecil senang mencoret-coret tembok, masuk dalam dunia fotografer, pencetak foto, mengukir patung, lalu memutuskan untuk melukis. Hade Tan tidak memiliki latar belakang sebagai lulusan seni, melainkan belajar secara otodidak dari buku-buku mengenai cara melukis.
Kepada kanal24.co.id Hade Tan bercerita mengawali perjalanan tour pameran lukisannya di pulau dewata Bali, pada tahun 2004 sebelum terjadi bom Bali, kemudian di Togamas Hamursafa Malang. Hade Tan menjelaskan saat itu ia memiliki sekitar 70 lukisan. Menurut Hade Tan “melukis tidak ada salah dan benar, dan kita harus berpijak pada keyakinan”. Ada enam hal yang perlu diperhatikan dalam melukis, yaitu Komposisi, warna, garis, gerak, bentuk, dan harmoni. Jika seniman lukis mampu menganal enam hal tersebut maka dapat melihat lukisan abstrak. “dan masih jarang seniman lukis mengenal itu semua” tuturnya.
Para seniman memiliki komunitas seni dari berbagai kota sebagai pasar seni pemuda Indonesia, dan membuka kreatifitas pemuda untuk melukis ataupun membatik. lukisan yang original adalah lukisan yang tidak menjiplak untuk ditandatangani.
Ada salah satu lukisan yang memiliki cerita adalah lukisan “Pertiwi”, yang merupakan bagian dari sastra. Terdapat cerita mengalir pada lukisan Hade Tan tersebut, seperti yang diceritakannya, lukisan Pertiwi tersebut memiliki tubuh yang ditanami oleh padi dengan sawah, hutan dan sungai yang membentang yang lahir dari tanah yang dikenakan dalam pakaian seorang wanita. Kemudian memiliki rambut yang ditumbuhi bunga yang bermekaran berwarna-warni yang menendakan kesuburan loh jinawi negeri Indonesi, dan ekspresi wajah sangat cantik menengadah ke atas sebagai tanda rasa bersyukur atas masyurnya negeri ini.
Tak hanya itu, Hade Tan juga memamerkan berbagai lukisan-lukisan lain terbaiknya, salah satunya adalah lukisan pemandangan Jalan Malioboro Jogjakarta, Pasar Besar Malang, Pasar Kebalen Malang, sosok Soekarno, Nyi Roro Kidul, Bunda Theresa, dan berbagai lukisan tertuanya yang dipamerkannya berusia 20 tahun. Semua lukisan yang dipamerkan oleh Hade Tan memiliki nilai jual berbeda-beda, mulai dari Rp.500.000,- hingga Rp.3.700.000,-. (fib)