KANAL24, Surabaya – Rencana pembukaan umroh ke dua kota Makkah dan Madinah oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA disambut gembira warga Jatim. Dalam pengumuman yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri, dalam nota diplomatik Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta (08/10) lalu, yang berisi Kedubes KSA telah menerima informasi dari pihak berkompeten di Kerajaan Saudi Arabia perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umroh bagi jamaah umroh Indonesia.
Komite khusus di Kerajaan Saudi Arabia sedang bekerja guna meminimalisir segala hambatan yang menghalangi kemungkinan tidak dapatnya jamaah umroh Indonesia untuk melakukan ibadah umroh. Di dalam nota diplomatik tersebut juga disebutkan bahwa kedua pihak dalam tahap akhir pembahasan mengenai pertukaran link teknis dengan Indonesia yang menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jamaah.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, DR. Moh. Nurul Huda, Senin (22/11/2021) mengatakan pihaknya menyambut gembira rencana dibukanya kembali pelaksanaan kegiatan ibadah umrah oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia khususnya bagi bakal calon jamaah dari Indonesia dan Provinsi Jawa Timur siap mengikuti seluruh peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah KSA.
Dijelaskan, saat ini sedang dilakukan pembicaraan intensif oleh perwakilan kedua negara, pihaknya juga memahami kehati-hatian oleh Pemerintah KSA selaku pengelola Kota Makkah dan Madinah, sejak pandemi Covid 19 melanda dunia. Menurutnya, saat ini sedang terus dilakukan diplomasi oleh pemerintah kedua negara karena masih banyak hal yang harus disinkronisasikan standar operasional prosedur protokol kesehatan pencegahan Covid 19, terutama tentang vaksinasi dan pemeriksaan tes swab bagi calon jamaah umroh dan juga integrasi aplikasi peduli lindungi versi Pemerintah Republik Indonesia dan aplikasi tawakalna versi Pemerintah KSA.
Dicontohkan yang perlu disinkronkan adalah vaksinasi merek sinovac yang belum bisa digunakan untuk jamaah umroh dan harus ditambah vaksin booster. “Hari ini masih ada dilakukan ngopi bersama antara perwakilan Indonesia di sana untuk membahas bersama dan menyatukan pikiran seperti tentang vaksin sinovac mengapa belum bisa diterima dan juga harus ada booster juga aplikasi peduli lindungi milik kita yang belum connect dengan aplikasi tawakalna” ungkap Nurul Huda. (sdk)