KANAL24, Jakarta – Kementerian ESDM telah menyiapkan peta jalan transisi energi menuju karbon netral. Peta ini terdiri dari beberapa tahapan sejak tahun 2021 hingga tahun 2060.
Sekjen Kementerian ESDM , Ego Syahrial, mengatakan tahap pertama adalah periode 2021 – 2025. Pemerintah menyiapkan Perpres EBT dan Perpres retirement coal. Penggunaan EBT ditargetkan 23% pada 2025. Penurunan emisi sebesar 198 juta ton CO2.
“Juga menyiapkan konversi PLTD ke gas dan EBT,” kata Ego, Rabu (8/12/2021).
Periode 2026 – 2030, pemerintah menargetkan penggunaan EBT menjadi 26,5% pada 2030. Didominasi oleh hidro, panas bumi, dan PLTS . Kemudian pada 2027 pemerintah melakukan penurunan impor LPG secara bertahap. Pembangunan jaringan gas untuk 10 juta rumah dilakukan. Penurunan emisi 314 juta ton CO2.
“Ditambah dengan pemanfaatan DME,” ujar Ego.
Periode 2031 – 2035, pemerintah mulai melakukan retirement PLTU tahap pertama subcritical. Pada fase ini tidak ada PLTD lagi beroperasi dan penggunaan baterai kendaraan listrik semakin besar. Penurunan emisi mencapai 475 juta ton CO2. “Targetnya pada 2035, pemanfaatan EBT mencapai 57% didominasi PLTS , hidro, dan panas bumi,” jelas Ego.
Periode 2036 – 2040, pemerintah melakukan retirement PLTU tahap kedua subcritical. Pemanfaatan EBT pada 2040 ditargetkan meningkat jadi 66%. Didominasi oleh PLTS , hidro dan bioenergi. Penurunan emisi 796 juta ton CO2.
Periode 2041 – 2050, pemerintah menargetkan pada tahun 2048 PLTAL skala besar mulai dilakukan COD. Pemanfaatan juga menargetkan pada 2049 ditargetkan PLTN pertama dilakukan COD. Penggunaan EBT ditargetkan menjadi 93%. Didominasi oleh PLTS , hidro dan bioenergi.
Terakhir periode 2051 – 2060, pemerintah menargetkan pemanfaatan EBT menjadi 100%. Pada saat itu seluruh kendaraan bermotor sudah berbasis listrik. “Penurunan emisi 1.526 juta ton CO2,” tutup Ego.(sdk)