KANAL24, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta PT Pertamina (Persero) untuk membentuk penandaan anggaran adaptasi perubahan iklim (climate budget tagging). Menurutnya langkah ini harus dilakukan karena sektor energi merupakan menyumbang karbon paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya.
“Mungkin Pertamina juga bisa melakukan hal sama, can you do the climate budget tagging. Saya akan menantang Ibu Emma sebagai direktur keuangannya. Berapa banyak yang dihabiskan untuk operasional, investasi, capital spending dalam proyek perubahan iklim,” kata Sri Mulyani, Rabu (8/12/2021).
Sri Mulyani memaparkan sistem penandaan anggaran perubahan iklim mampu melacak alokasi anggaran mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta menyajikan data kegiatan, output, dan besaran anggaran yang dialokasikan. Saat ini, penandaan anggaran telah melibatkan 18 Kementerian dan Lembaga (K/L).
“Untuk periode 2016-2020, komposisi anggaran perubahan iklim dialokasikan sebesar 74% untuk mitigasi dan 26% untuk adaptasi,” ujar Sri Mulyani.
Total belanja pemerintah pusat untuk mitigasi perubahan iklim sejak 2016 mencapai Rp256,7 triliun, sedangkan untuk adaptasi iklim mencapai Rp75,9 triliun. “Pemerintah hanya bisa 23 persen untuk mentransformasikan itu, ini berarti selebihnya dari yang lain termasuk Pertamina,” tambah Sri Mulyani.
Sri Mulyani berharap Pertamina dapat membantu pemerintah untuk mempercepat transisi energi hingga mencapai target net zero emission. “Peranan sektor energi luar biasa penting, fokus kita transisi ekonomi yang bertanggung jawab dan adil. Mereka yang memproduksi CO2 harus bertanggung jawab lebih besar,” pungkas Sri Mulyani.(sdk)