KANAL24, Malang – Dengan menggunakan barang-barang bekas sebagai ornamen interior utama, alumni S1 kehutanan UGM dan S2 MIPA UB, yang akrab dipanggil Swiss mengubah Greenhouse tanamannya menjadi sebuah cafe yang diberi nama “Retrorika”. Cafe ini terletak di Dusun Banaran Desa Bumiaji Kota Batu, berdekatan dengan area kebun jambu crystal dan sayuran Bumiaji Sejahtera.
“Awalnya, ini tempat greenhouse sukulen kaktus. Kemudian, saya pikir-pikir lebih menarik kalau orang-orang ngopi sambil lihat tanaman yang alami. Lalu, saya coba untuk menanam sukulen kaktus menggunakan sepatu bekas, terlihat bagus. Pada waktu itu juga saya sedang memanfaatkan waktu kosong, karena saya sudah menyelesaikan S2 sebelum batas beasiswa saya selesai. Alhasil saya bikinlah Cafe ini,” tutur Swiss Rabu (24/7/2019).
Cafe Retrorika, mayoritas dihiasi ornamen barang bekas seperti mesin ketik, kaleng krupuk, kursi dan meja yang menggunakan kayu bekas, dsb. Barang-barang bekas ini didapat dari masyarakat sekitar dan juga beli dari daerah Malang dan Mojokerto. Selain itu, juga terdapat beberapa tanaman seperti bunga-bungaan dan yang terlihat mencolok adalah tanaman sukulen kaktusnya.
“Untuk usaha cafe ini, saya merencanakan sendiri. Tapi, untuk pelaksanaannya dibantu oleh beberapa teman kerja saya, ada 15 orang yang semuanya pemuda asal Bumiaji. Ada 1 barista manual yang berasal dari Ngantang,” jelas pemuda asal Bumiaji tersebut.
Untuk recycle barang bekasnya dibantu oleh 5 orang asal Bumiaji dan merupakan DIY (Do It Yourself). Kelima orang ini menurut Swiss bukanlah tukang kayu atau tukang recycle.
Mereka berangkat dari nol untuk mengutak-atik barang-barang bekas menjadi barang tepat guna untuk hiasan.
Menu yang disediakan di cafe ini selain kopi, juga ada jus buah, wedang uwuh, snack, dan makanan. Menu di cafe ini dijual mulai harga 8 ribu hingga yang paling mahal 24 ribu.
Untuk menu yang paling mahal ini adalah varian kopi dengan menggunakan es krim. Sedangkan, untuk pengunjung cafe mayoritas anak-anak muda yang berasal dari daerah sekitar Bumiaji, Kota Malang, dan luar kota.
“Kopi yang kita jual disini, semuanya merupakan kopi lokal. Untuk jenisnya adalah kopi arabika robusta. Kopinya berasal dari Arjuno (UB Forest), Anjasmoro, Kopi Songgoriti, Panderman, Gunung Kawi, dan Ngantang,” terang Swiss.
Makanan yang menjadi best seller adalah nasi goreng jawa. Sedangkan, untuk minumannya adalah kopi susu dan cappuccino. Omset yang didapatkan sejauh ini menurut Swiss di Bulan Juli s/d hari ini (24/7/2019) mencapai 111 juta. Hal ini menurutnya sudah bagus karena jika dilihat cafe ini baru buka pada bulan Desember 2018 lalu jadi masih berjalan 7 bulan.
Jam buka cafe Retrorika untuk weekday mulai dari jam 11 pagi-12 malam. Untuk weekend buka dari jam 10 pagi-12 malam. Swiss berharap cafe ini nantinya bisa menjadi lebih besar. Ia tidak ingin membuka cabang, karena menurutnya atmosfer dan uniknya akan berbeda. Lanjutnya, cafe dengan konsep plant based, recycle based dan DIY based adalah yang pertama di Indonesia. (meg)