KANAL24, Jakarta – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) mengalami perbaikan pada tahun 2021. IHSG pada 14 Desember 2021 tercatat berada di level 6.615,64 atau menguat 10,65% dibanding pembukaan 2 Januari 2020.
“Memasuki tahun 2020, IHSG terdepresiasi akibat kemunculan Covid-19. Pada 24 Maret 2020, IHSG mencapai rekor titik terendah pada level 3.938,0. Turun – 37,4% dibanding awal Januari 2020,” kata Inarno dalam Webinar Kagama bertajuk “Review Perekonomian 2021 Dan Outlook 2022, Jumat (17/12/2021).
Perlahan tapi pasti, IHSG mulai bergerak menguat secara perlahan – lahan. Pada akhir 2020, IHSG ditutup pada level 5.979,07. Jumlah ini memang masih turun -5,08% dibanding awal 2020.
“Namun IHSG terus bergerak menguat memasuki tahun 2021. Bahkan pada 22 November 2021, IHSG sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 6.723,39,” jelas Inarno.
Hingga November 2021, jumlah investor pasar modal mencapai 7.151 investor. Jumlah tersebut meliputi pasar saham, pasar obligasi dan mutual fund. Sementara pada tahun 2020 jumlah investor pasar modal baru mencapai 3.881 investor. “Jadi memang ada peningkatan signifikan selama masa pandemi,” tambah Inarno.
Jumlah investor pasar modal pada tahun 2016 semula hanya 894. Jumlah ini meningkat pada tahun 2017 menjadi 1.123. Kemudian bertambah lagi pada tahun 2018 menjadi 1.619. Terakhir pada tahun 2019 menjadi 2.484.
“Jumlah investor pasar modal sejak 2016 sampai November 2021 meningkat 8 kali lipat. Sementara jumlah investor saham meningkat 6,2 kali lipat sejak 2016 sampai November 2021,” tutup Inarno.(sdk)