KANAL24, Malang – Dosen Psikologi UB dalam kelompok jabatan fungsional Disabilitas memberikan edukasi pada siswa sekolah dasar di SDIT Ya Bunayya Pujon. Kelompok yang terdiri dari Faizah., S. Psi., M. Psi; Ulifa Rahma S. Psi., M. Psi; dan Yuliezar Perwira Dara S. Psi., M. Psi dibantu 2 orang mahasiswa yaitu Isy Zuhdan Nadhif Assaify dan Aliyah Salsabila.
Sasaran aktifitas edukasi Disability Awareness ini pada siswa yang duduk di kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6 serta dipilah berdasarkan jenis kelamin. Kelompok 1 edukasi pada siswa putri yang di koordinir oleh Faizah., S. Psi., M. Psi bersama Isy Zuhdan Nadhif; Kelompok 2 Edukasi pada siswa putra yang di koordinir oleh Yuliezar Perwira Dara., S. psi., M. Psi. Ulifa Rahma S. Psi., M. Psi bersama Aliyah Salsabila.
“Kami datang kesini karena siswa SDIT ini belum pernah mendapatkan edukasi tentang disability awareness dalam berinteraksi dengan teman sebaya yang berkebutuhan khusus,” kata Faizah, Selasa (14/12/2021).
Siswa SDIT antusias mengikuti materi dari dosen psikolog UB (dok. kjf psikologi ub)
Pemahaman siswa sekolah dasar tentang bagaimana cara berteman dengan teman yang memiliki kecenderungan disabilitas saat di sekolah daerah Pujon Malang ini masih minim, hal ini diketahui dari aktifitas wawancara dengan salah satu siswa sekolah dasar yang dilakukan oleh Faizah “ Adik tahu apa yang dilakukan saat bekerja dalam kelompok dengan teman yang kesulitan belajar misal membaca tidak lancar dan terbolak balik?” si siswa kelas 5 tersebut sambil menggeleng ia bilang tidak perlu membaca dibiarkan saja. Kondisi ini salah satu contoh bahwa cara berinteraksi siswa masih minim dengan siswa disabilitas karena tidak mengetahui caranya, sehingga edukasi Disability awareness ini penting untuk dilaksanakan di sekolah dasar sejak dini.
Faizah mengatakan disability awareness jika terbangun sejak dini pada siswa sekolah dasar maka hal ini akan menjadi agen perubahan dalam meningkatkan pemahaman tentang disabilitas.
“ Kegiatan ini di awali dengan perkenalan dan ice breaking bersama Isy Zuhdan Nadhif, lalu dilanjutkan pre test tentang pengetahuan siswa putri tentang konsep Disability Awereness dan penerapannya dalam kehidupan, lalu materi pemahaman Disability Awareness dalam konteks siswa sekolah dasar, sesi yang penting adalah brainstorming antar teman sebaya dengan diberikan media simulasi “odol dan kertas” dan diskusi tentang nilai-nilai yang dikaitkan, menonton video singkat tentang “Teman baikku,” lanjut Faizah.
Antusiasme siswa sangat terlihat saat sesi brainstorming ini, hal-hal yang diperoleh bahwa siswa putri tersebut menjadi memahami bahwa teman baik di sekolah itu tidak harus sama dalam semua hal misal karakteristik, pemikiran, emosi maupun fisik sehingga siswa-siswa putri menerima kondisi yang ada di lingkungannya bahwa siswa Disabilitas membutuhkan support system dari sekolah misal teman sebaya, guru, dan staf sekolah.
Secara khusus Faizah menyebut edukasi ini memberikan wawasan dan pemahaman pada siswa putri dalam menyikapi dan merespon teman sebaya yang berada dalam kondisi disabilitas sehingga siswa disabilitas dapat tetap berkembang dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang di miliki”. Kegiatan ini di akhiri dengan pengisian evaluasi post test tentang Disability Awareness. Makna kegiatan ini memfokuskan kepada pemahaman siswa dalam menyikapi lingkungan social dengan teman yang memiliki kekhususan dalam hal disabilitas, sehingga harapannya akan membantu dalam interaksi social yang selaras dimulai dari usia sekolah dasar.(sdk)