KANAL24, Surabaya – Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Jawa Timur melalui Klinik BUM Desa memiliki tiga skema prioritas, yaitu peningkatan kualitas database, pembelajaran BUM Desa, dan peningkatan kerjasama.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa JatimSukaryo, Klinik Bumdes telah mengantarkan Jatim berhasil masuk dalam top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB). Bahkan, strategi ini telah mampu mendorong perkembangan usaha BUM Desa khususnya di era pandemi Covid-19.
“Skema Pertama, yakni peningkatan kualitas database. Skema ini dimaksudkan untuk memetakan potensi dan perkembangan BUM Desa di Jawa Timur baik secara kuantitas dan kualitas yang selanjutnya diklasifikan untuk mengetahui apakah BUM Desa itu masuk dalam kategori Maju/Berkembanga/Pemula,” ujar Sukaryo di kantornya, Rabu (19/1/2022).
Penentuan klasifikasi tersebut, kata Sukaryo, berdasarkan pada beberapa indikator, yakni kinerja Keuangan, , legalitas, kerjasama, unit usaha, dampak keberhasilan, status badan hukum, dan dokumentasi foto /video). Indikitor penilaian tersebut juga harus berdasarkan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Trertinggal dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2021.
Skema kedua, yaitu pembelanjaran BUM Desa yang dilakukan secara daring dan luring melalui kelas Klinik BUM Desa datadesacenter.dpmd.jatimprov.go.id. Pembelajaran BUM Desa terdiri dari 2 kegiatan, yaitu penguatan materi dari beberapa aspek pengelolaan BUM Desa yang dapat di download sesuai dengan klasifikasi BUM Desa, dan diskusi tematik yang dilakukan secara virtual dengan Narasumber yang berkompeten dari Tenaga Ahli Klinik BUM Desa dan Pengurus Forum BUM Desa Jawa Timur.
Skema ketiga, yakni optimalisasi dalam fasilitasi peningkatan kerjasama BUM Desa dengan penthahelix. Antara lain , Bank Jatim, BNI, POS Indonesia, PT HM Sampoerna, 16 PTN & 7 PTS di Jawa Timur, Bank UMKM Jatim, STAN).(sdk)