KANAL24, Malang – Target Pemerintah untuk menyelesaikan vaksinasi bagi tenaga kesehatan pada akhir bulan ini, terus didukung pelaksanaannya oleh fasilitas kesehatan, baik Rumah Sakit maupun Klinik. Seperti halnya yang dilakukan oleh Klinik milik Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada hari Kamis (25/2/2021) Klinik UB menggelar vaksinasi untuk nakes umum (luar klinik UB). Sebanyak 100 dosis vaksin merk Sinovac disediakan oleh Klinik UB yang diambil dari Dinas Kesehatan Kota Malang.
Ditemui disela-sela vaksinasi, Direktur Klinik UB dr.Fida Rahmayanti, MMRS mengungkapkan pada hari Selasa (23/2) kemarin disampaikan oleh Dinkes Kota Malang bahwa akan dibuka vaksinasi minggu ini yang diperuntukkan bagi nakes-nakes yang belum sempat divaksin.
“Dari edaran Dinkes tersebut tercantum nama klinik UB, awalnya kami diberikan 175 dosis tapi ternyata waktu diambil hanya 100 dosis. Jadi, 100 dosis itu yang harus dihabiskan di minggu ini,” terangnya.
Pada vaksinasi ini, total nakes yang sudah mendaftar di Klinik UB sebanyak 56 nakes. Jumlah ini diperkirakan masih terus bertambah seiring dengan masih tersedianya kuota vaksin di klinik dan jadwal vaksinasi yang diselenggarakan hingga Jumat (26/2) besok. Adapun nakes yang sudah mendaftar di Klinik UB mayoritas merupakan nakes dari civitas UB sendiri, dokter yang membuka praktek mandiri di sekitar Klinik UB, dan pegawai yang bekerja di layanan kesehatan.
Sarana dan prasarana yang disediakan oleh Klinik UB pada vaksinasi kali ini berbeda dengan vaksinasi sebelumnya. Total ada 9 meja yang disediakan, 1 ambulance, dan 3 tim yang diterjunkan pada vaksinasi ini. Meja 1 dibagi menjadi 1A untuk nakes yang sudah memiliki tiket dan 1B untuk nakes yang belum memiliki tiket. Kemudian meja 2 untuk screening, meja 3 untuk proses vaksinasi, dan meja 4 untuk observasi. Sementara untuk alur vaksinasi dibagi menjadi 2 sesi, yakni sesi pagi dan siang, masing-masing sekitar 20 nakes yang akan dilayani. Hal ini tentu saja untuk menghindari kerumunan.
“Kami menyediakan lebih banyak meja khususnya di alur pendaftaran hingga vaksinasi yang masing-masing 3 meja untuk mengantisipasi banyaknya nakes yang ingin melakukan vaksinasi. Untuk alurnya pun sedikit berbeda, kalau dulu nakes harus punya tiket baru bisa divaksin, sekarang yang tidak punya tiketpun bisa dilayani asalkan menunjukkan NIK KTP yang sudah terintegrasi dengan Dukcapil dan Kemenkes,” jelasnya.
Selama pelaksanaan di hari pertama ini, dokter Fida mengatakan sejauh ini KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang dirasakan oleh nakes masih dapat dikontrol.
“Alhamdulialah sejauh ini aman semuanya. Karena memang sebelum divaksin, nakes kita screening dulu. Dan juga pelaksanaan lancar karena nakes sudah paham prokesnya bagaimana jadi yang ingin vaksin di klinik harus konfirmasi dulu,” kata Fida.
Apabila nantinya nakes yang mendaftar melebihi kuota vaksin yang tersedia, maka menurut alumni FK UB itu, pendaftar tetap akan dilayani tetapi masuk waiting list dan akan dihubungi saat vaksin telah tersedia kembali. (Meg)