KANAL24, Malang – Setelah dilakukan vaksinasi dosis pertama pada 1 Februari 2021 lalu, fasilitas kesehatan Klinik Universitas Brawijaya kembali melakukan vaksinasi dosis kedua kepada para nakesnya. Vaksinasi dosis kedua ini dilakukan selama 3 (tiga) hari yakni mulai hari Senin (15/2) – Selasa (16/2) dan Kamis (18/2). Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan. Vaksinasi ini diberikan kepada 32 nakes Klinik UB.
Vaksin Covid-19 yang diberikan adalah vaksin produksi Sinovac yang membutuhkan dua kali penyuntikan, masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.
Menurut Direktur Klinik UB, dr. Fida Rahmayanti, MMRS pemberian vaksin dosis kedua ini bertujuan untuk memunculkan kekebalan tubuh.
“Setelah suntikan dosis pertama, sistem kekebalan tubuh baru pertama kali menemukan vaksin dan material asing yang terkandung di dalamnya,” terangnya.
Lalu, pada pemberian vaksin dosis kedua ini harapannya kekebalan tubuh para nakes sudah maksimal. Tetapi, dokter Fida menggaris bawahi hal ini tidak bisa dibilang 100 persen karena yang namanya virus dimatikan kemudian disuntikkan, ini semua tergantung dari kekebalan manusia masing-masing.
“Dosis kedua diberikan untuk memaparkan kembali molekul antigen pada patogen virus, sehingga memicu sistem kekebalan,” kata dokter alumni FK UB itu.
Setelah menerima injeksi dosis kedua ini pun, nakes tetap wajib mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan 5 M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menghindari mobilitas.
Selain itu, para nakes juga wajib melakukan masa observasi selama 30 menit usai diinjeksi guna mengetahui Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Pada vaksinasi dosis pertama kemarin, KIPI yang dirasakan oleh beberapa nakes menurut penuturan dokter Fida seperti mengantuk, rasa lapar, dan pusing. Tetapi gejala tersebut masih dalam kondisi terkontrol.
Dokter Fida juga menjelaskan bahwa pada vaksinaksi dosis pertama ada beberapa nakes yang tidak lolos screening awal sebelum divaksin, dikarenakan ada yang memiliki comorbid dan ada juga nakes yang sedang hamil ataupun menyusui. Sehingga, tidak semua nakes Klinik UB menerima vaksin.
Setelah seluruh tahapan vaksinasi untuk nakes Klinik ini selesai, dokter Fida mengatakan bahwa sarana dan prasarana serta SDM Klinik UB sudah siap untuk membuka pelayanan vaksinasi bagi masyarakat umum. Tetapi, kembali lagi ini semua menunggu kebijakan regulasi dari Pemerintah Pusat.
“Kita diminta untuk vaksin siapapun bisa, asalkan ketersediaan vaksinnya ada. Klinik sudah menyiapkan sarpras, SDM dan jadwal sistem SOP tinggal menunggu regulasi dari Pemerintah dan ketersediaan vaksin,” tandasnya. (Meg)