KANAL24, Jakarta – Kinerja ekspor berdasarkan sektoral sepanjang Januari seluruhnya tercatat negatif dibandingkan periode bulan sebelumnya (month-to-month). Namun dibandingkan periode yang sama setahun lalu (year-on-year), kinerja ekspor justru mengalami peningkatan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, menjelaskan ekspor yang turun paling tajam secara bulanan adalah sektor pertanian, disusul migas, industri pengolahan dan pertambangan.
Dia mengatakan ekspor produk pertanian pada Januari 2021 anjlok 22,19 persen menjadi USD340 juta. Kemudian ekspor produk migas merosot 13,24 persen menjadi USD880 juta.
Sementara ekspor produk industri pengolahan pada periode itu turun 7,15 persen menjadi USD11,99 miliar, dan ekspor produk tambang dan lainnya menyusut 3,81 persen menjadi USD2,09 miliar. Secara keseluruhan, tutur dia, kinerja ekspor pada bulan lalu mencapai USD15,30 miliar atau turun 7,48 persen (m-to-m).
“Namun, ekspor ini lebih besar dibandingkan Januari 2020 atau Januari 2019. Nilai ekspor sebesar USD15,30 miliar ini melonjak 12,24 persen dibandingkan Januari 2020. Tentunya ini sangat menggembirakan, kita harap nilai ekspor akan semakin naik lagi,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual,di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Secara rinci, ekspor produk pertanian yang mengalami penurunan terbesar adalah produk kopi, tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, cengkeh serta buah-buahan.
Lalu untuk produk industri pengolahan yang mengalami penurunan terbesar adalah produk besi baja, minyak kelapa sawit, barang perhiasan, televisi dan lainnya. Lebih lanjut, ekspor produk pertambangan yang mengalami kinerja terburuk adalah produk biji logam, tembaga lignit dan batu kerikil.
“Struktur ekspor kita tidak banyak berubah, non-migas menjadi penyumbang mayoritas kinerja ekspor (94,22 persen) dan ekspor produk industri masih mendominasi di mana share -nya sebesar 78,63 persen,” ucap dia.(sdk)