KANAL24, Jakarta – Indonesia akan segera memiliki pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia. Pengembangan industri ini akan dilakukan perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan (Korsel), LG Energy Solution Ltd yang bekerja sama dengan konsorsium BUMN .
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ), Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa komitmen investasi LG Energy Solution Ltd tersebut tertuang dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang telah ditandatangi pada tanggal 18 Desember 2020 lalu. MoU berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai USD9,8 miliar.
“MoU menjadi sinyal keseriusan yang sangat tinggi dari pihak LG dan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri baterai terintegrasi. Nilai investasinya fantastis untuk satu korporasi, yaitu mencapai USD9,8 miliar,” kata Bahlil (30/12/2020).
Kementerian BUMN telah menyiapkan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina, dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). MIND ID akan berkolaborasi dengan LG. Pada masa pandemi yang begitu penuh tantangan, keberhasilan menjalin komitmen investasi menjadi hal yang luar biasa sebab banyak perusahaan yang justru mengalami slow down akibat pandemi.
Sebagian proyek nantinya akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah yang sudah ditinjau oleh Presiden Jokowi pada akhir Juni lalu. Rencananya, sebagian baterai yang dihasilkan dari proyek ini akan disuplai ke pabrik mobil listrik pertama di Indonesia yang sudah lebih dahulu ada dan dalam waktu dekat akan segera memulai tahap produksi.
Dikatakan Bahlil bahwa pengembangan industri baterai listrik terintegrasi ini diyakini akan mendorong daya saing industri nasional dari sebelumnya sebagai produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik. Diketahui bahwa baterai memegang peranan kunci dalam pengembangan kendaraan listrik karena baterai memegang 40 persen dari total biaya untuk membuat sebuah kendaraan listrik.
“Jadi, investasi ini akan menjadi model kolaborasi komplet yang melibatkan perusahaan asing dengan reputasi global, BUMN yang mumpuni, dan pelaku ekonomi swasta nasional atau daerah yang kuat,” tegas Bahlil.
Berdasarkan data BKPM , investasi asal Korea Selatan tahun 2015-triwulan 3 tahun 2020 tercatat sebesar USD8,12 miliar dengan 17 ribu proyek, 3.162 perusahaan dan menyerap tenaga kerja langsung 660.555 orang. Meski tahun 2020 dunia mengalami perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19, investasi Korea Selatan terus bergerak positif. (sdk)