KANAL24, Klungkung – Melalui Program Desa Devisa, PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI /Indonesia Eximbank) sebagai badan usaha special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan akan menjadikan garam sebagai salah satu komoditas ekspor, sejalan dengan upaya pemerintah yang sedang mendorong pertumbuhan devisa.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, James Rompas, dalam siaran pers yang dikirim melalui surat elektronik, Selasa (91/11), salah satu indikator keberhasilan negara dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi adalah pengembangan produk berorientasi ekspor mulai dari hulu ke hilir.
James mengatakan, LPEI sebagai SMV Kemenkeu memiliki peran untuk meningkatkan ekspor nasional melalui pemberian pembiayaan, penjaminan, asuransi kepada pelaku usaha di dalam negeri. Selain itu, Indonesia Eximbank juga diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengembangkan kapasitas masyarakat agar mampu melakukan aktivitas ekspor.
Sejauh ini, lanjut James, LPEI terus meragamkan produk ekspor yang berasal dari sumber daya lokal, seperti kakao, produk kerajinan, kopi, agrowisata (ekspor jasa) dan sarung tenun. Kali ini, melalui Program Desa Devisa, LPEI menyasar produk garam Kusamba asal Bali yang akan dijadikan komoditas ekspor.
“Garam Kusamba sudah dikenal sejak masa Kerajaan Klungkung, sehingga perlu dikembangkan sebagai salah satu penghasil devisa. Program Desa Devisa Garam Kusamba akan memberikan berbagai pendampingan mulai dari aspek produksi sampai pemasaran ke luar negeri. Manfaatnya akan dirasakan hingga lebih dari 100 petani garam,” papar James.
Setelah Gresik, Jawa Timur dengan produk sarung tenunnya, kata James, komoditas garam menjadi Desa Devisa ke-26. Pengembangan Desa Devisa Garam Kusamba di Klungkung merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ( DJKN ) Kemenkeu, Pemerintah Kabupaten Klungkung dan LPEI .
Dia menyebutkan, garam yang akan diekspor ini merupakan produksi petani di Desa Kusamba dan Pesanggrahan yang menjadi anggota Koperasi Mina Segara Dana. Pendampingan yang dilakukan melalui Program Desa Devisa bertujuan untuk meningkatkan kualitas garam Bali Sea Salt Rub, serta untuk membangun brand product hingga sertifikasi produk ekspor.
Menurut Gubernur Bali, Wayan Koster, pelaksanaan Program Desa Devisa di Klungkung sudah sejalan dengan fokus daerah ini sebagai produsen garam. Dia berharap kualitas garam Kusamba bisa dioptimalkan melalui kerja sama dengan pemerintah pusat.(sdk)