KANAL24, Malang – Desa Kemiri, yang terletak di Kecamatan Kepanjen memiliki beragam potensi menjanjikan. Mulai dari sumber daya alam yang melimpah seperti danau, sawah dan kebun yang luas hingga majunya kegiatan wirausaha masyarakat. Dalam mengembangkan suatu usaha, kemudahan akses dan kencangnya suntikan modal menjadi salah satu kunci keberhasilan yang diimbangi dengan kemampuasn akses dan manajerial pengelolaan modal.
Namun dalam pengajuan modal usaha ke perbankan bukanlah hal mudah bagi warga desa Kemiri. Untuk itu Tim PKM FEB UB di Desa Kemiri diketuai oleh David Kaluge SE., Ms., M.Ec.Dev Ph.D dan anggota Dr.Tyas Danarti H, SE.,ME akan mengupas tuntas mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Kemiri dalam mengajukan modal usaha hingga saran yang dapat diberikan untuk mengatasi problematika yang ada. Tim ini dibantu oleh mahasiswa yaitu sasi Kirana Zahrani Saputri, Dzikra Nadiyyah Rasyidah, Ella Verli Maulidia, Muhammad Choirul Anam dan Feyza Zahra Anziz.
“Kami dari Tim PKM FEB UB mengabdikan diri mendampingi warga untuk meningkatkan literasi keuangan khususnya persoalan kredit dan akses permodalan bagi para pelaku usaha Desa Kemiri, “ kata David Kaluge.
Sebelum mulai melakukan pendampingan, Tim PKM melakukan survei ke 20 pelaku usaha baik itu UMKM maupun skala produksi rumahan di Desa Kemiri. Wawancara yang dilakukan meliputi informasi umum dan keuangan usaha, seperti apa pengelolaan keuangan yang berlangsung, jejak rekam pelatihan keuangan masyarakat hingga kebutuhan dan rencana kredit di masa depan. Hasil wawancara, tim menemukan lima fakta penting yaitu :
- Terdapat stigma yang negatif mengenai kredit bank di masyarakat.
- Kuatnya prinsip ‘tidak mau berhutang’ untuk sebagian masyarakat desa.Â
- Adanya perbedaan besar tingkat literasi keuangan masyarakat antar satu sama lain.
- 10 dari 20 narasumber mengaku masih belum terbiasa membuat pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan bisnis
- Preferensi masyarakat yang lebih suka hal ‘mudah, cepat dan praktis’ menghantarkan mereka untuk melakukan pinjaman ke bank thithil yang berkedok lembaga keuangan di sekitar meski bunganya sangat tinggi
Dari hasil tersebut Tim PKM merancang kegiatan sosialisasi mengenai cara, peluang dan manfaat apa saja yang bisa didapatkan ketika mengajukan kredit ke bank daripada pinjaman bank titil bagi masyarakat desa.
Kegiatan sosialisasi dilakukan pada 16 Juli 2024 di balai Desa Kemiri bersama BRI yang diikuti oleh perangkat desa, perwakilan dari Tim PKM FEB UB dan tentunya para pelaku UMKM dan skala produksi rumah tangga di Desa Kemiri.
Narasumber dari BRI yakni Lucky Novarina Putri Subandi memberikan sosialisasi terkait program, produk dan layanan yang tersedia. Lucky memaparkan kesempatan dalam mengakses peluang pendanaan yang aman dan terjamin dengan bunga rendah di Bank BRI.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, respon peserta sangat positif terhadap kegiatan sosialisasi ini, terutama peserta yang memang memiliki usaha dan bisnis. Feedback yang diberikan oleh beberapa peserta menyatakan kegiatan sosialisasi mudah dipahami, sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan literasi keuangan dan memperlebar akses informasi permodalan usaha yang mampu mendorong perekonomian masyarakat.
Tahapan selanjutnya adalah pendampingan dari Tim PKM kepada para pelaku usaha yang ingin mengajukan kredit. Dari 20 pelaku usaha baik UMKM maupun produksi skala rumahan terdapat 3 pelaku yang tertarik dengan penawaran kredit dari Bank BRI. Ini merupakan angka sangat kecil melihat kegiatan sosialisasi kredit yang sudah dilakukan. Setelah ditelusuri dan melakukan wawancara singkat, didapati beberapa alasan mengapa hal tersebut terjadi.
- Adanya ketakutan dari masyarakat tidak bisa membayar angsuran tepat waktu karena penghasilan yang terbilang belum stabil
- Stigma negatif tentang kredit bank yang masih melekat di masyarakat meskipun kegiatan sosialisasi sudah terlaksana
- Tidak lengkapnya dokumen yang disyaratkan
- Adanya pengakuan dari beberapa pelaku usaha dan UMKM yang sudah mengajukan pinjaman ke bank BRI Kepanjen akan tetapi belum diproses pengajuannya padahal sudah menunggu lama.
Tim PKM sampai saat ini masih berupaya untuk terus mendampingi para pelaku usaha Desa Kemiri secara online. Dari beberapa kendala yang ada, Tim PKM merumuskan saran yang dapat dilakukan. Pertama, bank diharapkan dapat memberikan kelonggaran proses pengajuan kredit namun tidak mengurangi keabsahan dokumen. Institusi yang bersifat fleksibel lebih disukai oleh warga desa. Selain itu peningkatan kapasitas sumber daya juga perlu untuk ditingkatkan guna dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada para nasabah yang sudah mengajukan kredit. Kedua, pemangku wilayah diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahn permodalan di masyarakat sekaligus menjadi penghubung antara masyarakat dengan pihak bank.
Dengan mengetahui cara untuk mendapatkan dana yang baik bagi proses produksi maka aktivitas produksi di Desa Kemiri mampu untuk tumbuh dan berkembang hingga memperluas pangsa pasar dan mendorong roda perekonomian masyarakat disana. Kegiatan PKM ini merupakan sebuah aksi nyata sinergi antara akademisi, pemerintah daerah dan pihak bank untuk mendorong masyarakat terkait dalam hal akses permodalan. Kolaborasi yang kuat ini tentunya diharapkan dapat membawa manfaat yang positif dan berkepanjangan bagi masyarakat Desa Kemiri, khususnya dalam meningkatkan perekonomian sehingga lahirlah masyarakat yang sejahtera. (sdk)