Kanal24, Malang – Sebagian kita mungkin menganggap bahwa melalui proses persidangan dan pengadilan di dunia itu adalah berat karena melalui serangkaian proses yang rumit, menegangkan sebab akan ditanya oleh para hakim bahkan dicerca oleh para jaksa. Namun ketahuilah hal itu tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan pengadilan di akhirat kelak.
Pengadilan di dunia disidangkan di depan para hakim yang mungkin memang dianggap berkompeten, namun namanya saja manusia, masih saja ada kekurangannya. Terlebih jika para penegak hukum itu tidak berdiri tegak diatas keadilan yang sesungguhnya. Karena dalam banyak rumor yang berkembang dimana suatu bangsa jika penguasanya dhalim maka penegak hukumnya cenderung mudah dibeli. Sebab tidaklah mungkin kedhaliman penguasa itu akan terjadi kecuali jika semua unsur pendukung penguasa terlibat dalam meneguhkan kedhaliman penguasanya. Sehingga keadilan yang diharapkan terjadi hanyalah sebuah mimpi bagi rakyatnya, sebab keadilan itu hanyalah milik penguasanya. Benarlah sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “jika palu sudah ada di mulut anjing maka keadilan hanyalah milik majikannya”.
Keadilan yang harusnya ditegakkan oleh para penegak hukum hanya akan bertekuk lutut pada siapa yang berkuasa atas dirinya. Karena mereka untuk mendapatkan peran itupun tidak dalam maksud ingin menegakkan keadilan dan kebenaran melainkan untuk meneguhkan kekuasaan.
فَقَدۡ كَذَّبُوكُم بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسۡتَطِيعُونَ صَرۡفٗا وَلَا نَصۡرٗاۚ وَمَن يَظۡلِم مِّنكُمۡ نُذِقۡهُ عَذَابٗا كَبِيرٗا
Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barangsiapa di antara kamu berbuat zhalim, niscaya Kami timpakan kepadanya rasa azab yang besar. (QS Al-Furqan : 19)
Demikianlah jika jabatan penegak hukum (apakah jaksa atau hakim dan segala yang terkait dengannya) diperoleh tidak didasarkan atas niat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, melainkan untuk meneguhkan kekuasaan dan menyelamatkan kepentingan diri atau kelompok. Maka yang akan terjadi adalah hukum akan hanya menjadi milik sebagian golongan dan tidak bagi golongan lainnya. Sehingga keadilan jauh dari harapan dan kedhaliman menjadi sebuah kewajaran. Na’udzu billahi min dzaalika.
Dalam persoalan ini, cobalah perhatikan sabda Rasulullah SAW ini,
مَنْ طَلَبَ الْقَضَاءَ وَاسْتَعَانَ عَلَيْهِ وُكِلَ إِلَيْهِ وَمَنْ لَمْ يَطْلُبْهُ وَلَمْ يَسْتَعِنْ عَلَيْهِ أَنْزَلَ اللَّهُ مَلَكًا يُسَدِّدُهُ
“Barangsiapa yang meminta menjadi hakim (pejabat pengadilan) dan meminta bantuan seseorang agar mendapatkan jabatan itu, maka ia akan terbebani olehnya dan barangsiapa yang tidak mencarinya dan tidak memohonnya, maka Allah akan menurunkan malaikat kepadanya untuk membenarkan tindakannya”. (HR Ahmad).
Pengadilan dunia boleh penuh intrik, kepentingan dan kedhaliman. Di dunia para hakim dan penegak hukum bisa bersilat lidah untuk menutupi kesalahan, kecurangan dan memuluskan kepentingannya, mereka boleh juga membolak-balikkan fakta yang benar bisa dianggap salah dan yang salah bisa dikatakan benar. Diantara mereka boleh melakukan jual beli kasus, jual beli hukum dan jual beli keadilan. Semua itu bisa mereka lakukan di pengadilan dan mahkamah dunia. Tapi tidak dengan pengadilan akhirat di hadapan mahkamah Allah swt.
Pengadilan Akhirat adalah sangat berat, sangat teliti, tidak ada satupun yang terlepas dari catatan Allah, sangat adil. Allah SWT berfirman:
(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju Mahsyar); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?” Milik Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.” (QS Ghafir : 16 -17).
Di pengadilan mahkamah akhirat tidak ada satupun kebohongan, kecurangan. Semua akan dimintai pertanggungjawaban dengan sangat detail, tidak akan ada yang terlewatkan. Semua yang sengaja dikaburkan dan ditutup-tutupi saat di dunia maka di akhirat akan dibuka semuanya tak ada lagi yang dapat di rahasiakan.
Berbahagialah bagi mereka yang saat di dunia menegakkan hukum dengan adil. Dan alangkah ruginya bagi mereka yang saat di dunia tidak menegakkan keadilan, berlaku dhalim dan tidak berpihak pada kebenaran. Karena saat di akhirat akan mendapatkan siksa yang sangat pedih. Jika kita salah di dunia mungkin kita bisa memperbaikinya. Namun jika kita kesalahan itu dibawa hingga ke akhirat dan kemudian kita tersesat di sana maka sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kembali dan memperbaiki.
Untuk itulah berhati-hatilah disaat seseorang sedang memikul di atas pundaknya sebuah ketetapan hukum dan kebijakan sebab kelak dihadapan Allah swt pasti akan dimintai pertanggungjawaban. Rasulullah SAW bersabda,
الْقُضَاةُ ثَلَاثَةٌ قَاضِيَانِ فِي النَّارِ وَقَاضٍ فِي الْجَنَّةِ رَجُلٌ قَضَى بِغَيْرِ الْحَقِّ فَعَلِمَ ذَاكَ فَذَاكَ فِي النَّارِ وَقَاضٍ لَا يَعْلَمُ فَأَهْلَكَ حُقُوقَ النَّاسِ فَهُوَ فِي النَّارِ وَقَاضٍ قَضَى بِالْحَقِّ فَذَلِكَ فِي الْجَنَّةِ
“Hakim itu ada tiga, dua di neraka dan satu di surga. Seseorang yang menghukumi secara tidak benar, padahal ia mengetahui mana yang benar maka ia masuk neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu menghancurkan hak-hak manusia maka ia masuk neraka. Dan, seorang hakim yang menghukumi dengan benar maka ia masuk surga.” (HR Tirmidzi).
Berlakulah adil, karena hal itu dekat dengan taqwa. Semoga siapa saja yang sedang diberi amanah ummat oleh Allah untuk menegakkan keadilan dalam mengambil setiap keputusan dapat diberi petunjuk oleh-Nya untuk dapat berlaku adil. Dan semoga kita diselamatkan dari keburukan dan kedhaliman para pemimpin. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan kelak mendapatkan ridho-Nya. Aamiiin…
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Fisip UB, Motivator