KANAL24, Jakarta – PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) terus mendorong pertumbuhan usaha rintisan atau startup di Indonesia. Total pendanaan yang digelontorkan MCI untuk startup sudah mencapai Rp 980 miliar.
“Sejak awal berdiri pada tahun 2016 hingga saat ini, sudah 13 startup yang telah memperoleh pendanaan dari kami. Jumlahnya sudah mencapai 980 miliar,” kata Rabbi Amrita Givatama, Investment Manager MCI di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Menurut Rabbi, 13 startup itu bidang usahanya bergerak di sektor paymentgateway , lending, dan enterprise solution atau software yang membantu UMKM . Ke depanya, anak usaha Bank Mandiri itu,akan menyalurkan pendanaan kepada startup yang bergerak di sektor insurance tech , asset management , robo advicer , dan remittance .
“Target tahun 2020, kita menargetkan bisa investasi ke 4 fintech. Kita kaji dulu apakah bisnis fintech ini bisa bersinergi dengan bisnis Mandiri Group,” ujar Rabbi.
Rabbi mengakui dari 13 startup yang sudah didanai MCI, belum ada satupun yang berhasil melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Walau demikian, ada 1 portofolio startup yang siap untuk melakukan IPO segera. “Tetapi belum bisa kita ungkapkan dalam waktu dekat,” jelas Rabbi.
Untuk bisa mendapatkan pendaanaan dari MCI, selain memiliki sinergi bisnis dengan Mandiri Group, ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan. Terutama adalah startup tersebut harus bisa menemukan titik persoalan yang tepat, dan bisa menawarkan produk yang bisa menjawab persoalan tersebut.
Rata-rata proses investasi pendanaan yang diberikan MCI kepada setiap startup memiliki rentang waktu 3 sampai 6 bulan prosesnya. Kebanyakan pendanaan yang diberikan berkisar Rp 7 miliar sampai Rp 14 miliar.
“Tapi bisa saja kita melakukan top up investment . Itu kita lakukan setelah melakukan monitoring. Kalau bisa kita tambah lagi, akan kita tambah,” tutur Rabbi.
MCI adalah anak usaha Bank Mandiri yang bergerak di bisnis modal ventura. Bank Mandiri tak mau ‘digerogoti’ oleh para pendatang baru di industri keuangan terkini.
Oleh sebab itulah, emiten berkode BMRI tersebut mendirikan anak usaha yang ditugaskan untuk menyuntik dana dengan mencaplok sebagian saham para startup. Selama ini, startup sulit memperoleh pendanaan atau kredit dari bank konvensional karena tak memiliki jaminan atau colateral. (sdk)