Kanal24, Malang – Ketua Paguyuban Tosan Aji Sangga Braja Kota Batu, RT Sudarno Hadipuro, menekankan pentingnya pelestarian budaya sejak dini di tengah arus globalisasi. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017, berbagai sanggar kesenian tumbuh subur di berbagai daerah, termasuk di Kota Batu.
Menurut RT Sudarno dalam wawancara dengan Kanal24 pada (Rabu (05/02/2025), dukungan pemerintah melalui berbagai program kebudayaan memberikan harapan positif bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan warisan leluhur. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dalam mengenalkan budaya kepada anak-anak sejak usia dini.
“Kalau tidak pernah dikenalkan, bagaimana mereka bisa bangga? Ini tugas kita bersama orang tua, lingkungan RT/RW, serta lembaga pendidikan mulai dari PAUD hingga SD,” ujarnya.
Baca juga:
Weton-Heptagon Model: Deteksi Fraud Berbasis Budaya Lokal

Tosan Aji sebagai Teknologi, Bukan Sekadar Mistis
Sebagai pendiri Paguyuban Tosan Aji Sangga Braja, RT Sudarno aktif mengedukasi masyarakat mengenai warisan budaya, terutama dalam pelestarian benda pusaka seperti keris dan tombak. Ia menegaskan bahwa tosan aji bukan sekadar benda mistis, melainkan sebuah teknologi tinggi peninggalan nenek moyang.
“Keris adalah produk teknologi logam tingkat tinggi, sama seperti handphone yang kita gunakan setiap hari. Jika budaya tidak dihadirkan dalam bentuk kreasi baru yang relevan dengan zaman, ia akan ditinggalkan,” ungkapnya.
Ia juga mengangkat kisah sejarah Sumber Air Candi Songgoriti yang pernah digunakan oleh Mpu Supo dari Majapahit untuk menjamas pusaka. Menurutnya, pemahaman akan sejarah dan nilai-nilai budaya dapat membentuk identitas bangsa yang kuat.
Kolaborasi Budaya dan UMKM Lestarikan Warisan Leluhur
RT Sudarno optimis bahwa pelestarian budaya dapat dikolaborasikan dengan sektor ekonomi kreatif, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kolaborasi ini bisa menjadi jalan bagi masyarakat untuk tetap menjaga tradisi sambil menggerakkan perekonomian,” jelasnya.
Baca juga:
Universitas Brawijaya Gelar Lomba Budaya Keselamatan di Bulan K3
Ia berharap generasi muda tidak tercerabut dari akar budaya dan tetap bangga dengan warisan leluhur. “Seperti pohon yang kuat karena akarnya, kita pun harus tetap terhubung dengan sejarah kita agar tidak mudah runtuh diterpa zaman,” pungkasnya.
Paguyuban Tosan Aji Sangga Braja terus berkomitmen mengedukasi masyarakat dan menciptakan inovasi dalam pelestarian budaya, agar generasi penerus tetap menjaga dan mengembangkan warisan yang telah diwariskan oleh leluhur. (nid/hil)