Kanal, Malang – Dalam Islam, pemuda hadir menjadi kunci penting penerus umat Islam yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dan mempertahankan ajaran agama. Sebagai umat Islam, kita juga diajarkan untuk mengikuti teladan Rasulullah SAW, yang juga merupakan pemuda yang dirindukan surga. Beliau adalah contoh teladan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam ibadah, akhlak, dan perilaku sehari-hari.
Ustadz Andyka Muttaqin, S.AP., MAP., pemateri pada Kajian Umum Ramadhan Menjelang Maghrib (KURMA) menjelaskan bahwa pemuda Islam harus siap di segala kondisi apapun. Karena setiap manusia yang hidup pasti akan mendapati sebuah masalah. Maka dari itu kita harus senantiasa siap dan tidak lupa untuk bersyukur di setiap waktu.
Dalam kajian yang diadakan di Masjid Raden Patah UB tersebut Ustadz Andyka menjelaskan jika bentuk syukur terhadap Allah SWT bukan hanya sekedar mengucap kalimat Alhamdulillah, tetapi juga dengan menjaga apa yang telah Allah SWT beri dengan ikhlas dan baik.
“Contoh kecilnya adalah ketika kita diberi kesehatan mata untuk melihat, selain mengucap Hamdalah, bentuk syukur kita terhadap Allah SWT adalah dengan menjaga mata ini untuk melihat sesuatu yang dihalalkan dan diperbolehkan oleh Allah SWT,” ujar Ustadz Andyka.
Salah satu kisah pemuda yang terkenal adalah kisah Ashabul Kahfi. Ashabul Kahfi merupakan kisah sekelompok pemuda yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah dan mempertahankan semangat beribadah kepada Allah SWT.
Kisah ini menceritakan tentang tujuh pemuda yang menyembunyikan iman mereka dari kekufuran yang melanda masyarakat mereka. Mereka memilih untuk tinggal di dalam gua untuk menghindari penganiayaan.
Sikap yang mereka lakukan menggambarkan bagaimana pemuda wajib memiliki idealisme untuk melawan hal-hal yang buruk. Seperti yang tertulis dalam dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahf ayat 9-26, yang menceritakan tentang bagaimana sikap idealis yang dimiliki oleh para pemuda Ashabul Kahf dalam menentang raja yang zalim yaitu Dikyanus.
Menurut Ustadz Andyka, pemuda di zaman sekarang masih bersifat lemah. Menurutnya pemuda saat ini terlalu banyak berpikir yang terlalu dalam.
“Terkadang kita terlalu banyak bertanya, bagaimana dengan masa depan, menjadi apa nanti, kenapa ini terjadi, semua itu tidak baik untuk diri sendiri,” ujar Ustadz Andyka.
Maka dari itu, hidup kita harus berorientasi ke akhirat. Karena visi kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. jika orientasi kita cenderung kepada Allah SWT maka seorang muslim dan muda-mudi akan senantiasa lebih positif dan bahagia, serta terhindar dari depresi dan frustasi.
“Apabila niat kita murni karena Allah SWT, maka semua variabel-variabelnya akan diselaraskan dan diselesaikan oleh Allah SWT,” terangnya.
Dengan mengikuti teladan pemuda yang dirindukan surga dalam Al-Qur’an, pemuda Muslim dapat menjadi generasi yang membawa perubahan positif dalam masyarakat dan menjadi khaira ummah, yaitu umat yang terbaik. Oleh karena itu, penting bagi pemuda Muslim untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat menjadi pemuda yang dirindukan surga oleh Allah SWT. (fan)