Oleh: Noval Adib
Mungkin ada yang mengernyitkan dahi, apa itu menjadi pemulung saham? Ya, betul, pemulung sebagaimana yang kita ketahui selama ini, orang yang mencari rejeki dengan cara mengumpulkan benda-benda yang sudah dianggap sampah atau sudah dibuang oleh pemiliknya karena sudah dianggap tidak ada nilai (ekonomis)nya, namun bagi pemulung sampah tersebut masih laku dijual alias masih mempunyai nilai ekonomis. Kita mungkin sering memandang rendah pekerjaan pemulung karena memang sifat pekerjaannya yang mengharuskan korek-korek tempat sampah untuk mencari barangkali ada benda yang masih dianggap ada harganya oleh si pemulung untuk kemudian dijual. Namun tahukah anda bahwa pekerjaan memulung saham itu pernah dilakukan lama sekali oleh Begawan saham dunia, Warren Buffet (WB)? Setelah anda tahu bahwa seorang WB pernah menjadi pemulung saham mungkin anda jadi berubah persepsinya terhadap pekerjaan pemulung, hehehe.
WB menamai metode investasinya tersebut sebagai cigar butt investing, yang kalau diterjemahkan harfiah adalah ‘invetasi puntung rokok’. Dinamai demikian karena pada sebatang puntung rokok yang sudah dibuang itu masih bisa dinikmati barang 2-3 hisapan, alias masih ada valuenya. Lebih tepatnya, WB mendefinisikan cigar butt investing sebagai “Cigar Butt approach to investing is where you try and find a really kind of pathetic company but it sells so cheap that you think there is one good puff left in it”, yang kalau diterjemahkan bebas kurang-lebih “pendekatan puntung rokok dalam berinvestasi adalah ketika anda mencoba mencari dan menemukan perusahaan yang kondisinya sungguh menyedihkan sehingga dijual dengan sangat murah sehingga anda berpikir (ibarat puntung rokok) masih ada satu hisapan yang tersisa di dalamnya”. Cigar butt investing akhirnya ditinggalkan oleh WB dan kemudian WB lebih memilih mencari saham dari perusahaan yang bagus yang harganya wajar. Dalam hal ini WB memberi nasihat yang cukup populer: It is far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.
Meskipun WB telah meninggalkan cigar butt investing, namun WB juga telah membuktikan bahwa cigar butt investing worked well. Buktinya dia pernah bertahan untuk melakukannya untuk waktu beberapa lama. Sehingga dengan demikian tetap menarik untuk memahami teknik cigar butt investing ini yang mungkin cocok bagi beberapa orang. Lalu bagaimana cara menerapkan jurus cigar butt investing ini? Sudah jelas yang dicari adalah saham yang sangat murah (undervalued). Lalu apa ciri dari saham yang sangat murah (bukan sekedar murah)? Guru dari Warren Buffet, yaitu Benjamin Graham memberi kriteria saham yang termasuk cigar butt alias sangat murah adalah saham yang nilainya di bawah NCAV (Nett Current Asset Value), lebih tepatnya nilainya maksimal 2/3 dari NCAV. Adapun rumus NCAV adalah:
Atau kalau mau menggunakan rumus yang lebih pendek, bisa menggunakan PBV (Price to Book Value). Cari saham yang PBV nya 0,5 ke bawah. Saham yang PBV nya di bawah 1 adalah saham yang murah, dan kalau PBV nya di bawah 0,5 berarti sangat murah.
Kebetulan PBV ini lebih populer dan lebih banyak digunakan untuk menilai saham dibanding NCAV, sehingga lebih mudah digoogling oleh investor yang malas untuk melihat laporan keuangan secara langsung. Selain PBV yang sangat rendah, kriteria lain yang perlu dipertimbangkan adalah bisnis perusahaan yang jelas, mudah dipahami dan sudah membentuk komunitas yang kuat di masyarakat (produknya familiar dan banyak dipakai oleh masyarakat). Warren Buffet sangat menghindari saham dari perusahaan yang bisnisnya tidak dia pahami. Itulah mengapa WB tidak tertarik membeli saham Facebook misalnya. Kriteria di atas penting untuk memberi harapan bagi investor bahwa saham-saham cigar butt tersebut suatu saat akan naik harganya karena bisnis perusahaan masih terus jalan karena produknya masih banyak digunakan di masyarakat. Percuma beli saham yang super murah tapi harganya akan tetap super murah alias tidak naik-naik karena prospek bisnis perusahaannya memang suram.
Saat ini ada lumayan banyak saham yang masuk kategori cigar butt di BEI. Beberapa yang saya sempat amati antara lain IMAS (PBV 0,26), ASRI (PBV 0,34), BKSL (PBV 0,35), WIKA (PBV 0,57), PTPP (PBV 0,44), ADHI (PBV 0,58), WSKT (0,54), dan ELSA (PBV 0,53). Saham-saham tersebut patut dicoba untuk dikoleksi bagi investor cigar butt karena produk-produk dari saham-saham tersebut masih sangat populer dan banyak dipakai di masyarakat.
Bagaimana, tertarik untuk menjadi pemulung saham? Selamat mencoba dan semoga cuan selalu menyertai kita semua. Aamiin.
Penulis: Kepala Laboratorium Investasi dan Pasar Modal FEB UB dan Dosen Akuntansi FEB UB
Referensi:
https://www.investopedia.com/articles/investing/012116/warren-buffett-be-fearful-when-others-are-greedy.asp
https://tradebrains.in/cigar-butt-investing-explained/
https://www.valuewalk.com/2015/02/ben-graham-warren-buffett-cigar-butt-investing/