KANAL24, Malang – Karya seni memang dapat menjadi sarana untuk penyampaian pesan. Seperti lukisan dengan visual dan makna didalamnya atau film dengan amanat yang tersirat. Begitupun juga dengan lagu, pesan dapat tersampaikan melalui lirik dan melodinya.
Beberapa musisi menggunakan cara ini untuk menyampaikan pesan dan menjadikan lagu sebagai trigger dari sebuah pergerakan. Seperti Duo Etnicholic misalnya, mereka menggunakan lagu-lagunya sebagai penyampai pesan. Duo Etnicholic merilis album barunya yang berjudul Nandur Kamulyan yang berisi 10 lagu. Album ini mengangkat konsep keragaman budaya bangsa dengan berbagai keunikannya.
Melalui salah satu lagunya yaitu ‘Nandur Kamulyan’, Duo Etnicholic mengajak kita semua untuk tidak bertengkar satu dengan lainnya. Terlebih dalam keadaan caruk maruknya negara terkait isu SARA dan politik. Sebagai generasi muda, lagu Nandur Kamulyan ini memiliki pesan untuk merangkul sesama manusia dan mengembalikan keadaan dimana kita masih saling menghargai dan menghormati keberagaman.
Dengan adanya lagu ini, Duo Etnicholic ingin musik-musiknya tidak hanya sebagai produk seni atau produk musik saja. Mereka ingin musiknya bisa menjadi trigger dari sebuah pergerakan. Terlebih untuk kalangan generasi Z, musik ini diturunkan kepada generasi Z sebagai awal dari pergerakan atau perubahan. Karena bangsa saat ini berpegang pada generasi penerus bangsa, yaitu generasi muda.
Grup musik yang memiliki ciri khas unik dalam melodinya ini beranggotakan Redy Eko Prastyo yang memegang dawai dan Anggar di vokal. Serta didukung oleh beberapa musisi asal Kota Malang lainnya. Musik Duo Etnicholic tergolong unik dan etnik, karena mereka berani tampil beda.
Harapannya, lagu-lagu dari Duo Etnicholic ini dapat dinikmati oleh semua kalangan generasi. Sehingga pesan yang tersirat juga dapat tersampaikan kepada generasi muda. Tidak hanya tersampaikan, harapannya pesan mereka juga dapat diterima oleh masyarakat.(zak)