KANAL24, Surabaya – Secara kumulatif, selama Januari – Desember 2020, neraca perdagangan Jawa Timur masih mengalami defisit sebesar 768,65 juta dollar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan, mengatakan, efisit ini disumbangkan oleh selisih perdagangan ekspor-impor di sektor nonmigas yang surplus sebesar 1,46 miliar dollar AS. Akan tetapi selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas justru mengalami defisit sebesar 2,23 miliar dollar AS.
Menurut Dadang, surplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jawa Timur berubah menjadi surplus di periode berikutnya. “Disamping itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas,” ujar Dadang Hardiwan, dalam konferensi pers melalui vidio live virtual, Jumat (15/01/2021).
Sementara pada Desember 2020 Neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit sebesar 248,83 juta dollar AS. Defisit ini disebabkan karena juga adanya selisih nilai perdagangan yang negatif baik pada sektor migas maupun pada sektor nonmigas.
“Selisih nilai perdagangan pada sektor migas adalah defisit sebesar 52,99 juta dollar AS, sedangkan selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas mengalami defisit sebesar 195,84 juta dollar AS,” pungkas Dadang.(sdk)