KANAL24, Jakarta – Perkembangan positif ekonomi Indonesia juga berdampak pada sektor pasar modal yang tahun ini telah berkontribusi kurang lebih sebesar Rp1.200 triliun untuk pembangunan ekonomi. Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan signifikan terutama di investor ritel, baik dalam jumlah investor baru maupun nilai transaksi yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun lalu.
“Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ), saat ini jumlah investor pasar modal sudah mencapai lebih dari 6,7 juta orang, di mana lebih dari 3 juta orang (45,7%) merupakan investor saham atau melonjak hampir 200% sejak sebelum pandemi Covid-19,” kata Direktur PT Indo Premier Sekuritas, Alex Widi Kristiono, Senin (10/12/2021).
Begitu juga dengan rata-rata nilai transaksi perdagangan yang ada di Bursa Efek Indonesia, dimana per Oktober 2021 telah mencapai Rp13,5 triliun. “Capaian ini meningkat hampir 50% dari tahun sebelumnya sebesar Rp9,2 triliun,” ujar Alex.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19 telah berhasil mengembalikan, bahkan meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi.
“Dengan membawa optimisme tersebut, Indo Premier Sekuritas sebagai pelaku pasar merasa bertanggung jawab dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia terkait pasar modal, khususnya investasi saham,” tegas Alex.
Komitmen Indo Premier ini diwujudkan dalam gelaran IPOTLook 2022 selama 2 hari berturut-turut 10-11 Desember 2021 dengan menghadirkan pakar dan praktisi investasi ternama yang disusun secara komprehensif mulai dari economic outlook, industrial outlook, hingga strategi investasi yang sesuai dengan preferensi masing-masing investor.
Alex menegaskan pemulihan ekonomi global seiring dengan tren penurunan kasus Covid-19, percepatan vaksinasi dan komitmen pemerintah menekan laju penyebaran varian baru Covid-19 melahirkan harapan baru bagi para investor pasar modal Indonesia. Apalagi, berbagai inisiatif pemulihan ekonomi domestik juga terus digerakkan melalui kebijakan pemerintah untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.
“Pertumbuhan ekonomi Q3 2021 pun mencapai 3,51% (yoy) dan terus membaik dari kondisi sebelumnya, hingga pada akhirnya mengeluarkan kita dari resesi yang tentunya menjadi optimisme baru dalam berinvestasi,” tutup Alex.(sdk)