KANAL24, Malang – Pengelolaan sampah yang tepat dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat melalui konsep circular economy. Hal tersebut menjadi fokus dari program pengabdian masyarakat UB yang dipimpin oleh Lusy Deasyana Rahma Devita, S.AB., MAB., di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Tim pengmas fokus pada edukasi pengelolaan sampah berbasis circular economy dengan mengajak masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, untuk memahami lebih dalam tentang pengelolaan sampah dan peluang ekonomi dari limbah yang dikelola dengan baik.
Didukung oleh Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (Wehasta), lembaga non-pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, program ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang dampak buruk sampah terhadap lingkungan sekaligus mengenalkan konsep circular economy, yaitu pemanfaatan sampah menjadi bahan yang dapat didaur ulang atau diubah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Kami masuk ke Sumber Ngepoh bersama dengan Wehasta yang konsen dengan isu lingkungan. Tujuan kami utamanya edukasi pengelolaan sampah sebagai langkah menuju circular economy,” kata Lusi dalam penjelasan tertulisnya.
Dalam pelaksanaannya, Lusy Deasyana mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Sumber Ngepoh belum menyadari sepenuhnya dampak sampah yang tidak terkelola dengan baik terhadap lingkungan maupun potensi ekonomi dari daur ulang sampah rumah tangga. “Ibu-ibu PKK yang hadir menunjukkan antusiasme, namun banyak yang belum memahami peluang ekonomi dari pengelolaan sampah ini,” ungkap Lusy.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi volume sampah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Kami berharap program ini menjadi langkah awal bagi desa untuk mandiri dalam pengelolaan sampah dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Malang,” tambah Dosen FIA UB ini.
Meski begitu, program ini masih menghadapi tantangan, terutama terkait sistem pengelolaan sampah yang belum tersedia di desa. Hal ini menjadi fokus bagi tim Pengabdian Masyarakat dan Wehasta untuk menyiapkan rencana lanjutan guna membantu desa membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif.
Lebih lanjut menurut Lusi, sejak program edukasi ini telah memberikan hasil positif meskipun masih dalam tahap awal. Sedikitnya terdapat tiga hasil positif yang terlihat yaitu :
1. Peningkatan Pemahaman Masyarakat: Program ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, tentang pentingnya pengelolaan sampah. Melalui diskusi interaktif dan pelatihan tentang pengelompokan sampah organik dan anorganik, peserta memahami pentingnya peran mereka dalam menjaga lingkungan.
2. Perubahan Sikap terhadap Pengelolaan Sampah: Masyarakat mulai menunjukkan perubahan sikap dengan lebih peduli terhadap dampak sampah pada kesehatan dan lingkungan. Beberapa anggota PKK bahkan berinisiatif memulai pemilahan sampah di rumah.
3. Rencana Implementasi Circular Economy: Bersama Wehasta, tim pengabdian masyarakat menginisiasi rencana penyusunan sistem pengelolaan sampah di desa, di mana sampah organik akan diolah menjadi kompos dan sampah anorganik akan didaur ulang atau dijual.
Pada tahap selanjutnya, program ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan dukungan program lanjutan yang lebih intensif dan menyeluruh. Tim pengabdian masyarakat dan Wehasta berkomitmen mendampingi Desa Sumber Ngepoh dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mendukung konsep circular economy, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat setempat.
“Selanjutnya kami berkomitmen memberikan pendampingan untuk mewujudkan circular economy yang dapat memberikan manfaat lingkungan dan juga ekonomi,” pungkasnya. (sdk)