Kanal24, Malang – Masalah gigi sering kali menjadi keluhan yang mengganggu kualitas hidup seseorang, mulai dari gigi berlubang, gusi bengkak, hingga gigi goyang akibat trauma. Kerusakan pada gigi tidak hanya mempengaruhi estetika, tetapi juga fungsi penting seperti mengunyah dan berbicara. Kondisi seperti fraktur akar atau nekrosis jaringan pulpa akibat benturan memerlukan penanganan khusus agar tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Selain itu, gigi yang terlepas karena kecelakaan harus segera ditangani melalui prosedur replantasi agar dapat diselamatkan. Oleh karena itu, perawatan gigi yang tepat dan pemeriksaan rutin menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.
Drg. Ajeng Hayyuning, seorang dokter spesialis gigi yang berpraktik di Malang, memberikan layanan komprehensif untuk perawatan gigi dan rahang. Dengan pendekatan klinis dan penggunaan teknologi modern seperti rontgen gigi, ia memastikan diagnosis yang tepat untuk setiap pasien.
Dalam kasus gigi goyang akibat trauma atau kecelakaan, drg. Ajeng menawarkan prosedur splinting gigi sebagai solusi utama. Prosedur ini melibatkan pemasangan serat fiber dan resin pada gigi yang goyang serta gigi di sekitarnya untuk memberikan stabilitas. Namun, ia menjelaskan bahwa kondisi gigi yang goyang harus diperiksa secara menyeluruh terlebih dahulu, termasuk memastikan tidak ada fraktur pada akar atau kerusakan parah pada jaringan sekitarnya.
“Splinting hanya bisa dilakukan jika gigi dalam kondisi baik dan dapat dipertahankan. Jika tidak, kami akan mempertimbangkan opsi lain seperti pencabutan dan pembuatan gigi palsu,” ungkap drg. Ajeng.
Dalam beberapa kasus, gigi yang goyang membutuhkan perawatan saluran akar. Trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis atau kematian jaringan pulpa, yang memerlukan tindakan medis lanjutan. Untuk kondisi yang lebih serius, seperti patah akar atau kerusakan tulang yang signifikan, pencabutan gigi menjadi pilihan terakhir sebelum menggantinya dengan gigi palsu.
Lebih lanjut, drg. Ajeng menjelaskan tentang prosedur replantasi gigi, yang memungkinkan gigi yang terlepas karena kecelakaan untuk ditanam kembali ke dalam mulut. “Replantasi hanya bisa berhasil jika dilakukan dalam waktu 30–45 menit setelah gigi terlepas dan disimpan dalam larutan saline atau saliva,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa waktu sangat krusial dalam menentukan keberhasilan prosedur ini.
Dengan keahliannya, drg. Ajeng Hayyuning tidak hanya menangani masalah gigi, tetapi juga memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya perawatan gigi yang tepat. Hal ini membuatnya menjadi salah satu dokter gigi andalan di Malang. “Kami selalu berusaha memberikan perawatan terbaik agar pasien dapat kembali tersenyum dengan percaya diri,” tutupnya. (nid)