KANAL24, Malang – Memetakan daerah rawan bencana dapat dilakukan dengan metode Town Watching dan School Watching. Pernyataan ini disampaikan oleh Prof. Sukir Maryanto, Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya, kamis (20/1/2022) kepada 80 mahasiswa peserta MBKM Semeru UB secara hybrid.
Menurutnya, kedua metode tersebut merupakan cara asik memetakan detail dari potensi wilayah termasuk potensi bencana. Metode tersebut telah ia modifikasi lebih luas lagi, bukan hanya untuk mengidentifikasi rawan bencana tetapi juga mengidentifikasi potensi daerah terkait, baik potensi ekonomi, sosial , budaya maupun potensi sumber daya alam. Sehingga, akan dikombinasikan dengan potensi bencana agar bisa seimbang dan sustainability di daerah tersebut bisa tercapai.
Mahasiswa MBKM Semeru UB mendapatkan pembekalan kebencanaan (sukana kanal24)
“Murid atau masyarakat dilibatkan untuk diajak berjalan-jalan mengetahui kondisi real daerahnya sendiri. Masyarakat disitu harus mengetahui kondisi sekitarnya dan daerahnya sendiri. Ketika mereka tahu potensi bencana di daerahnya, mereka sudah sangat fasih dan hafal apa yang harus dilakukan,” kata Sukir.
Lebih lanjut, metode tersebut pertama kali digunakan di Jepang untuk memetakan wilayah rawan bencana di negara Sakura tersebut. Kemudian, di tahun 2015, Sukir beserta tim dari Jepang untuk pertama kalinya mengimplementasikan di Desa Ngadas daerah sekitar Gunung Bromo sebagai salah satu upaya mitigasi di desa itu.
“Ketika masyarakat lokal sudah memahami peta bencana dan potensi wilayahnya, begitu juga murid-murid di sekolah di daerah Pronojiwo yang akan menjadi fokus kita sudah paham tata letak dan harus bagaimana ketika terjadi bencana, seperti titik kumpul dan jalur evakuasi, maka masyarakat dan murid-murid sekolah semakin siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” jelasnya.
Sukir menegaskan, implementasi bukan hanya metode, tetapi juga termasuk ranah koordinasi yang disebut dengan pentahelix. Penanganan itu memang harus dilaksanakan bukan hanya jargon di teoritikal saja melainkan harus di implementasikan secara sistematik. (Meg)